PERTANIAN

Kepala BKP Kementan: Indonesia sebagai solusi Masalah Pangan Dunia

MONITOR, Banjarmasin – Indonesia menghadapi tantangan pembangunan pertanian akibat penyusutan luas lahan karena pertumbuhan penduduk yang relatif cepat, peningkatan permintaan makanan dalam hal kualitas maupun kuantitas, konversi lahan dan fragmentasi, perubahan iklim dan kondisi cuaca ekstrim, serta petani yang sudah tua bekerja di sektor pertanian tanaman pangan tidak memiliki insentif sosio-ekonomi.

Hal tersebut dikatakan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi dalam _International Workshop on Tropical Wetlands_ di Banjarmasin, Jumat (19/10).

“Sebagai negara keempat terpadat di dunia, ketergantungan pada impor pangan akan menempatkan Indonesia dalam situasi yang sangat rentan. Oleh karena itu, swasembada pangan adalah suatu keharusan dalam pembangunan pertanian,” ujar Agung.

“Indonesia tidak akan berhenti pada upaya pemenuhan pangan di dalam negeri saja, tetapi bertujuan mencapai surplus dalam produksi sehingga dapat menjadi bagian dari solusi kekurangan pangan dunia,” jelas Agung lagim

Saat ini menurut Agung, Indonesia telah mencapai swasembada beras, bawang merah, cabai dan jagung.

“Kami juga menargetkan surplus komoditas pangan strategis lainnya, sehingga pada tahun 2045, satu abad setelah kemerdekaan negara, kita bisa menjadi Lumbung Pangan Dunia,” tegas Agung yang diberi aplaus hadirin.

Pada bagian lain, Agung menjelaskan upaya pemanfaatan lahan rawa.

“Untuk memperluas area pertanian di lahan rawa dan mengintensifkan sistem pertanian di daerah pertanian yang ada. Kami memahami bahwa rawa bukanlah sumber daya lahan yang ideal untuk pertanian karena peran lingkungannya yang penting dan kesuburannya yang rendah,” jelas Agung.

Namun demikian lanjut Agung, karena kelangkaan lahan yang sesuai, lahan rawa dapat dikelola secara menguntungkan dan berkelanjutan,” urai Agung.

Workshop yang digelar Badan Litbang Pertanian ini dihadiri sekitar 100 peserta dari para akademisi berbagai perguruan tinggi, nara sumber beberapa negara, para peneliti dan lainnya.

Peserta juga direncanakan akan melihat optimalisasi pemanfaatan lahan rawa di desa Jejangkit Muara, kabupaten Baritokuala Kalsel.

Recent Posts

Dirut Jasa Marga Dianugerahi Pin Emas Kapolri atas Berkontribusi Bagi Kemajuan Layanan Lalu Lintas

MONITOR, Jakarta - Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Rivan A. Purwantono, dianugerahi Pin…

32 menit yang lalu

TNI dan Polri Masih Berjaga di DPR, Puan: Objek Vital, Kita Cooling Down Dulu

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menanggapi keberadaan personel TNI dan Polri yang…

1 jam yang lalu

Kemenag Akan Buka Pendaftaran Hibah Penelitian MoRA The Air Fund Awal Oktober 2025

MONITOR, Pekalongan - Tidak ada alasan lagi bagi para dosen Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) untuk…

2 jam yang lalu

Kemenperin Perkokoh Peran Indonesia dalam Rantai Nilai Halal Global

MONITOR, Jakarta - Industri halal di Indonesia menunjukkan perkembangan yang signifikan. Hal ini turut didorong…

2 jam yang lalu

Respons Puan Soal Rencana IKN Jadi Ibu Kota Politik di 2028

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menanggapi wacana penetapan Ibu Kota Nusantara (IKN)…

10 jam yang lalu

Hari Santri 2025, Menag Ungkap Rencana Eselon I Khusus Urus Pesantren

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar membuka rangkaian Hari Santri 2025 di Pondok Pesantren…

11 jam yang lalu