BISNIS

Optimalkan Ekonomi Kelautan, Pemerintah didorong bentuk Bank Maritim

MONITOR, Jakarta – Sektor kelautan dan perikanan di Indonesia saat ini dinilai masih belum optimal dalam menopang pertumbuhan dan Pembangunan ekonomi Nasional. Hal tersebut menjadi ironis ditengah posisi strategis Indonesia sebagai negara maritim dengan potensi yang dimilikinya.

Menurut Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Prof. Rokhmin Dahuri, posisi sektor kelautan dan perikanan selalu dihadapkan pada kondisi dimana material Besar, namun outputnya rendah. Hal tersebut menurutnya karena inputnya rendah.

“Saleh satu persoalanya adalah terkait financial policy. Alokasi kredit perbankan untuk sektor kelautan dan pelikanan masih sangat kecil, belum lagi bunga yang besar sekitar 12 persen, tertinggi dibanding negara lainnya termasuk ASEAN,” ujarnya saat menjadi pemateri dalam acara bedah buku “Fondasi Negara Maritim” dan “KASAL Kedua dari Pasundan” karya tulis Laksamana TNI AL Ade Supandi di Gedung Balai Samudera, Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (18/10).

Atas permasalahan tersebut, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu mendorong pemerintah untuk mewujudkan bank maritim sebagai afirmatif policy “Sektor kelautan dan perikanan itu adalah aset yang kita miliki. Jika kita mau dan serius menjadikan sektor ini penolong ekonomi bangsa, kita harus merubah kebijakan finansial mendorong usaha itu,” tegasnya.

Adapun untuk kebijakan pembangunan ekonomi dan IPTEK kelautan Indonesia, Rokhmin mendorong pemeritah agar melakukan Revitalisasi semua sektor dan bisnis (usaha) ekonomi kelautan yang ada sekarang (existing) supaya lebih produktif, efisien, berdaya saing, inklusif, dan berkelanjutan (sustainable) termasuk pengembangan sektor-sektor dan bisnis ekonomi kelautan baru, seperti: industri bioteknologi kelautan, nanoteknologi, new materials, shale and hydrate gas, fiber optics, offshore aquaculture, deep sea mining, deep sea water industry, dan pemukiman (kota) terapung di laut.

Dalam kesempatan itu, Rokhmin juga mendorong pemerintah dalam upaya pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi (kemakmuran) baru di wilayah pesisir sepanjang ALKI, pulau-pulau kecil, dan wilayah perbatasan dengan pola Klaster Industri atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

“Agar produktif, efisien, berdaya saing, inklusif, dan sustainable è Semua pembangunan bisnis kelautan harus menerapkan slaka ekonomi, Sistem Manajemen Rantai Pasokan Terpadu, Pengolahan dan pengemasan sumber daya alam untuk produk-produk bernilai tambah, Penerapan teknologi mutakhir (Industri-4.0), dan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan,” tandasnya.

Recent Posts

Pendaftaran Kompetisi Robotik Madrasah Dibuka Hingga 25 Oktober

MONITOR, Jakarta - Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Ditjen Pendidikan Islam Kementerian…

1 jam yang lalu

PVRI: Reformasi Polri Harus Libatkan Unsur Masyarakat

MONITOR, Jakarta - Lembaga kajian dan penelitian demokrasi Public Virtue Research Institute (PVRI) menyerukan agar…

2 jam yang lalu

Menperin: Indonesia dan Turki Susun Peta Jalan Perkuat Kerja Sama Industri Strategis

MONITOR, Jakarta - Indonesia dan Turki menegaskan kembali komitmennya untuk terus memperkuat kerja sama yang…

2 jam yang lalu

Ribuan Warga Nikmati 15.000 Porsi Makan Gratis di Jakarta

MONITOR, Jakarta - Suasana meriah dan penuh kebersamaan terasa di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat,…

5 jam yang lalu

Kemenag Gelontorkan Rp34,3 Miliar Anggaran PPG bagi 42.878 Guru di Sekolah

MONITOR, Jakarta - Ditjen Pendidikan Islam menjakin kerja sama dengan 46 Lembaga Pendidik dan Tenaga…

6 jam yang lalu

HIMAPOL UIN Jakarta Peduli Kemanusiaan, Gelar Kampanye Politik di Jakarta

MONITOR, Jakarta - Himpunan Mahasiswa Politik (HIMAPOL) UIN Jakarta menggelar kampanye damai dengan long march…

12 jam yang lalu