MEGAPOLITAN

Geram, PSI Minta Pemprov DKI Perketat Pemberian Sponsor

MONITOR, Jakarta – Ditangkapnya Ratna Sarumpaet (RS) oleh polisi terkait kasus hoax penganiayaan yang membuat heboh publik, di Bandara Soekarno Hatta, Kamis 4 September 2018 malam sebelum pergi ke Chile, Amerika Selatan berbuntut panjang. Itu setelah RS mengaku keberangkatanya ke Chile didanai oleh Pemerintah Provinsi DKI.

Juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DKI, Andi Anggana, mengatakan kepergian RS ke Chile, juga harus ditelusuri secara menyeluruh tujuannya.

“Kepolisian harus meminta keterangan ke pihak yang bersangkutan secara formal. Misalnya ke Pemprov DKI yang disebut pihak yang memfasilitasi,” tutur alumnus FISIP UIN Jakarta ini. Meski sudah ada keterangan tertulis dari Disparbud DKI Jakarta, kata Andi, pihak berwajib mesti menerima keterangan resmi agar informasinya valid.

Dikatakan Andi, Pemprov DKI Jakarta yang kini dipegang oleh Anies Rasyid Baswedan sebagai Gubernur sebaiknya harus lebih teliti dan melihat rekam jejak orang-orang yang disponsori ke luar negeri terkait apapun.

“Tolonglah, jika mau mensponsori seseorang ke luar negeri, di lihat dulu, saat ini orang itu lepas dari politik praktis atau tidak. Ini uang publik, jangan mensponsori karena akomodasi kesamaan tertentu,” ujar politisi yang aktif di isu kebijakan publik ini.

Menurutnya, Pemprov DKI sudah merugi mengeluarkan dana sekitar Rp 60-70 jutaan dalam memberikan dana sponsor yang akhirnya tidak berjalan. Kerugian itu, lanjut Andi, karena minimnya penyeleksian sponsor bantuan dana untuk kegiatan luar negeri terkait aktivitas politik yang bersangkutan.

“Seharusnya di lihat aktivitas politik praktisnya. Apalagi pernah masuk tim pemenangan salah satu calon, akibat-akibatnya harus di lihat,” kritiknya.

Andi mengingatkan Pemprov DKI agar membuat sistem terpadu dalam memberikan sponsor kepada publik terpilih apalagi yang menyangkut pemberian dana akomodasi dan fasilitas bepergian.

“Ini sebagai pelajaran, ke depannya, seharusnya memberikan sponsor ke non partisan. Jika pun partisan, monitornya ketat. Sebab di luar negeri, sesama warga Indonesia harus satu, tidak boleh yang mempunyai sikap yang bisa merugikan publik luas,” tuturnya menyarankan.

Recent Posts

Program KKRI, Wakil Panglima TNI Tekankan Pentingnya Nasionalisme Generasi Muda

MONITOR, Jakarta - Wakil Panglima TNI Jenderal TNI Tandyo Budi R. meninjau langsung pelaksanaan program…

2 jam yang lalu

Forjukafi Ramaikan Zakat Wakaf Funwalk di CFD

MONITOR, Jakarta - Forum Jurnalis Wakaf dan Zakat Indonesia (Forjukafi) turut memeriahkan acara Zakat Wakaf…

5 jam yang lalu

Capai Rp220 Triliun, Kampanye Zakat dan Wakaf Perlu Dimaksimalkan

MONITOR, Jakarta - Potensi zakat Indonesia diperkirakan mencapai Rp220 triliun per tahun, jauh di atas…

7 jam yang lalu

DPR Desak KPK Tuntaskan Kasus Korupsi Kuota Haji, Jangan Ditutup-tutupi

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Abdullah, mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk…

8 jam yang lalu

Menag Salurkan Bantuan Rp300 Juta untuk Pura dan Korban Banjir di Bali

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menyapa dan menemui masyarakat Bali yang terdampak banjir…

13 jam yang lalu

KN Tanjung Datu-301 Bagikan Sembako dan Edukasi Keselamatan Nelayan Banten

MONITOR, Banten - Wujud kepedulian sosial kembali ditunjukkan oleh unsur KN. Tanjung Datu-301 dengan menggelar…

16 jam yang lalu