Minggu, 24 November, 2024

Kementan Dorong Kawasan Bawang Putih di Kaki Bukit Gunung Talang Solok

MONITOR, Solok – Dalam rangka mendorong terwujudnya swasembada bawang putih tahun 2021, Kementerian Pertanian di bawah komando Andi Amran Sulaiman, mengamanahkan kepada Direktorat Jenderal Hortikultura agar bekerja cepat dan cerdas dalam mengawal potensi pengembangan  bawang putih yang tersebar di seluruh Wilayah Indonesia.

Menindaklanjuti hal tersebut, Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi bersama jajaranya melakukan pengawalan yang intensif terhadap lokasi pengembangan bawang putih baik melalui dana APBN maupun melalui wajib tanam dan produksi 5 persen bagi importir.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Prihasto Setyanto, menegaskan bahwa terdapat 79 Kabupaten sentra dengan luasan sekitar 5.900 Ha pengembangan bawang putih yang dialokasikan melalui dana APBN 2018 ditambah dengan wajib tanam bagi importir sebesar kurang lebih 5.000 Ha di tahun 2018. “Kami akan mengawal dan melakukan pendampingan di lapangan untuk memastikan pertanaman bawang putih bisa tumbuh baik dan berproduksi”, ungkapnya.

Petani bawang putih Kaki Bukit Gunung Talang Solok sedang membersihkan rumput disekitar tanaman bawang (Foto: Istimewa)

Solok merupakan salah satu lokasi yang potensial dan prospektif untuk dikembangkan menjadi sentra bawang putih nasional. Menurut Kepala Bidang Hortikultura, Dinas Pertanian Kabupaten Solok, Andri mengatakan, “Pada tahun 1998 Solok pernah berjaya dengan bawang putihnya, bahkan menjadi primadona bagi masyarakat khususnya di Kecamatan Lembang Jaya dan Danau Kembar. Namun setelah itu bawang putih tak terdengarkan lagi. Dua tahun terakhir kembali bangkit dan mulai tumbuh di Solok”.

- Advertisement -

Andri menambahkan bahwa pada tahun 2017 luas panen bawang putih seluas 198 Ha dan pada tahun 2018 luas panen menjadi 250 Ha. “Potensi pengembangan bisa mencapai 4 ribu ha yang  tersebar di 4 Kecamatan yaitu : Lembang Jaya, Danau Kembar, Lembah Gumanti, dan Gunung Talang. Sedangkan wilayah penyangga meliputi Kecamatan Payung Sekaki, Hiliran Gumanti dan Pantai Cermin”, ungkapnya.

Kebun bawang putih di Kaki Bukit Gunung Talang Solok (Foto: Istimewa)

Menurut Zulpikar, PPL Desa Salayo Tanang Bukit Sileh, Kecamatan Lembang Jaya bahwa varietas dominan yang ditanam di wilayahnya adalah lumbuh hijau dan Tawangmangu Baru. Namun produksi lebih baik untuk lumbuh hijau. Produktivitas mencapai 12 ton/ha basah dan menjadi benih rata-rata 6 ton/ha. “Permasalahan yang dihadapi petani adalah kelembaban cukup tinggi dengan ketinggian 1.400 m dpl”, ungkapnya. Sejalan dengan hal itu, Zulkarnaini, Ketua Kelompok Titian Batu Desa Salayo Tanang Bukit Kecamatan Lembang Jaya, mengatakan bahwa wilayahnya sangat potensial untuk pengembangan bawang putih,  sumber air melimpah, tanah subur dan gembur berpasir.

Zulkarnaini menambahkan, “Masalah yang dihadapi adalah pemasaran. Hasilnya siapa yang menjamin dan menampung, hitungan orang Padang _kan_ mantap dan akurat”, ungkap Zul.

“Dahulu, di waktu orang tua kami bertanam bawang putih, setiap panen kami bisa membeli sapi remaja dan menjadi kebanggaan orang kampung. Kami ingin kondisi ini berulang lagi”, pangkasnya.

Faizal, petani bawang putih di Kampung Batu Dalam Kecamatan Danau Kembar mengatakan bahwa produktivitas bawang putih varietas lumbuh hijau di wilayahnya bisa mencapai 12-13 ton/ha basah dan sampai benih bisa mencapai 6 ton/ha. Petani yang sudah tanam di lokasi ini mencapai 17 ha dengan menggunakan Pupuk ZA, Super Sulfur, dan NPK.

“Saat ini petani sangat menikmati keuntungan dari hasil bawangnya. Sepuluh tahun yang lalu kalau menanam bawang putih dengan ukuran 1.000 m2 bisa membeli 2 ekor sapi remaja. Harapannya bawang putih bisa lebih baik lagi, “mambangkik batang tarandam” artinya dulu bawang putih jaya, setelah ada bawang putih impor, bawang putih lokal hilang. Saat ini dengan adanya kebijakan pemerintah, bawang putih jadi icon kebutuhan Solok”, ungkapnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER