MONITOR – Pasangan calon presiden dan wakil presiden malam ini, Jumat (21/9), bersiap akan melakukan pengundian nomor urut pencalonan. Pengundian nomor urut akan dilakukan di gedung KPU, pukul 20.00 WIB. Para pendukung kubu Jokowi-Ma’ruf Amin ataupun Prabowo-Sandiaga sudah mulai was-was menantikan nomor urut yang akan diperoleh kandidatnya.
Dalam pelaksanaannya nanti, KPU telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian untuk mengamankan proses kegiatan. KPU pun membatasi jumlah pendukung masing-masing calon yang hadir hanya berjumlah 150 orang. Untuk mekanisme pengundian, akan dimulai dari pengundian nomor gilir, dilanjutkan dengan pencabutan nomor urut pasangan calon (paslon).
Menyoal nomor urut atau angka, hampir sebagian besar masyarakat masih menganggap nomor urut akan membawa sebuah keberuntungan. Seperti pengundian nomor urut parpol peserta Pemilu 2019 sebelumnya, beberapa elit parpol meyakini nomor yang mereka dapatkan akan mampu menghantarkan sebagai pemenang.
Nomor urut memang menjadi identitas penting bagi seorang calon. Akan tetapi benarkah nomor urut tertentu membawa keberuntungan, dan menjadi penentu kemenangan?
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, menegaskan bahwa nomor urut tidak bisa menjamin para kandidat untuk menjadi juara. Kendati demikian, hal ini bukan berarti keberadaan nomor urut tidak penting. Nomor ini hanya penanda urutan peserta Pemilu supaya memudahkan publik untuk mengingat.
“Secara branding, nomor urut sangat penting karena bisa memudahkan konsultan yang berada di belakangan paslon untuk membuat tagline atau asosiasi,” kata Burhan, sebagaimana diwartakan Metro TV.
Lebih jauh Burhan mengungkapkan, branding yang bagus justru akan lebih mudah diingat oleh calon pemilih ketimbang nomor urut sang calon. Sementara itu, Peneliti komunikasi politik Universitas Pendidikan Indonesia, Karim Suryadi, menilai pemakaian nomor urut sekadar untuk menandai calon, bukan menjelaskan tentang ranking, atau peringkat keberuntungan.
Karim meyakini, setiap calon pemilih yang masuk dalam bilik suara mustahil dengan pikiran kosong. Sekecil apapun preferensi yang dimiliki pemilih, mereka akan datang ke bilik suara dengan bayangan calon yang akan dipilihnya.
“Artinya, alih-alih ditentukan oleh pasangan mana yang pertama kali ia baca atau ia lihat dalam kartu suara, banyak pemilih akan dipandu oleh gambaran calon dalam benak mereka. Ini berarti, calonlah yang membentuk nomor bukan nomor yang menentukan keberuntungan calon,” terangnya.
MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi II DPR RI Zulfikar Arse Sadikin menanggapi adanya usulan…
MONITOR, Jakarta - Menag Nasaruddin Umar hari ini, Minggu (24/11/2024), menggelar Rapat Koordinasi di Kantor…
MONITOR, Jakarta - Berikut jadwal sepakbola malam ini menyajikan laga menarik antara Ipswich Town bertemu…
MONITOR, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menjalin sinergi lintas sektor guna meningkatkan efektivitas…
MONITOR, Jakarta - Pertamina Eco RunFest 2024 yang berlangsung di Istora Senayan Jakarta pada Minggu…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) memberi penghargaan kepada lima qari, qariah, dan hafiz yang…