PERTANIAN

Kementan Bidik Budidaya Anggrek Bulan Genjot Ekspor

MONITOR, Sukabumi – Kementerian Pertanian (Kementan) tengah fokus meningkatkan volume ekspor pangan. Salah satu komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomis tinggi di pasar ekspor yakni bunga Anggrek Bulan.

Anggrek Bulan (butefly orchid) merupakan salah satu tanaman hias yang cukup digemari di Indonesia. Berbekal dari budi daya florikultura ini, PT Ekakarya Graha Flora mengembangkan bisnisnya.

Guna mengetahui langsung potensi budidaya dan prospek bisnis bunga tersebut, Direktur Jenderal Hortikultura, Kementan melakukan kunjungan ke kebun bunga PT Ekakarya Graha Flora di Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (11/9/2018).

Direktur Jenderal Hortikultura, Kementan melakukan kunjungan ke kebun bunga PT Ekakarya Graha Flora di Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (11/9/2018).

Salah seorang pegawai Ekakarya, Cucu, menyatakan, lebih dari 10 varietas anggrek bulan dikembangkan di Desa Titisan, Sukalarang, Sukabumi, Jawa Barat.

“Anggrek merah, anggrek putih lidah merah, anggrek lidah kuning, black jack, sakura, putih spot merah, black jack kupu-kupu,” bebernya tentang beberapa varietas yang dikembangkan di Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Sukabumi.

Varietas-varietas tersebut merupakan hasil kawin silang, meski bibitnya ada yang impor. Produk Ekakarya didistribusikan ke wilayah Jakarta dan daerah penyangga Ibu Kota untuk yang telah dirangkai. Ada pula yang ke Bali dan belum dirangkai.

“Ekspor ke Singapura. Diekspor saat tumbuh bakal bunga 25 sentimeter,” jelas Cucu.

Untuk yang dirangkai, lanjut dia, didistribusikan ke Jabodetabek sebanyak 400 batang per hari dan rangkai sekitar 2.500 batang per hari. Anggrek bulan yang tidak menggunakan pot dibanderol Rp138 ribu per tangkai.

“Dalam kemasan pot keramik, dijual Rp295 ribu per tangkai,” terang Cucu.

Pada kesempatan sama, Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Suwandi, salut dengan budi daya tersebut. Ini menjadi inspirasi untuk menjadi pengusaha pertanian, khususnya tanaman hias.

“Kami yakin, peluang bisnis florikultura cukup terbuka. Karenanya, kami mendorong masyarakat untuk jeli melihat potensi tersebut,” ujarnya.

“Ayo, jangan ragu untuk budi daya tanaman hias. Sudah banyak juga, kok, yang diekspor. Kami sebagai regulator dan fasilitator, pasti siap membantu untuk perizinan dan lainnya. Kami cuma mau kesejahteraan petani meningkat melalui ekspor, sesuai arahan Pak Menteri Amran,” tambahnya.

Recent Posts

KA Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

MONITOR, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan mengoperasikan KA Lodaya relasi Bandung –…

2 jam yang lalu

Menag Hadiri Halalbihalal PBNU Bersama Anggota Keluarga NU

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas menghadiri Halalbihalal yang digelar Pengurus Besar…

9 jam yang lalu

Mejeng di Turki, Industri Alat Kesehatan Nasional Siap Dobrak Pasar Eropa

MONITOR, Jakarta - Industri alat kesehatan nasional terus berupaya untuk menembus pasar ekspor seiring dengan…

13 jam yang lalu

Konflik Timur Tengah, DPR: Pemerintah Perlu Lakukan Dialog Multilateral

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Helmy Faishal Zaini meminta pemerintah melakukan upaya untuk…

13 jam yang lalu

Ikhtiar Pelindungan Jemaah Indonesia, dari Syarat Istithaah sampai Senam Haji

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama tahun ini kembali mengusung tagline Haji Ramah Lansia. Maklum, data…

16 jam yang lalu

Kemenangan Timnas U-23 Harus Jadi Momentum Mengembangkan Infrastruktur Olahraga Tanah Air

MONITOR, Jakarta - Timnas U-23 Indonesia mencatatkan prestasi gemilang dengan menaklukkan Korea Selatan dalam babak…

17 jam yang lalu