MONITOR, Jakarta – Direktur Operasional dan Pelayanan (OPP) Perum Bolog, Tri Wahyudi Saleh blusukan di Pasar Beras Induk Cipinang (PIBC). Hal itu dilakukan guna memantau dan memastikan ketersediaan stok beras dan harga di pasar tersebut.
Kedatangan Direktur OPP Bulog itu pun di sambut oleh Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Arief Prasetyo Adi.
Arief mengatakan stok beras di PIBC sangat melimpah, bahkan dalam gudang tersimpan 40 ribu ton beras dan pasokan beras dari daerah juga masih normal.
“Pasokan dari daerah 2.500 – 5.000 ton per hari. Di gudang Food Station sendiri stok beras mencapai 10 ribu ton,” kata Arief di Kantor Food Station Cipinang Jakarta, Sabtu (8/9).
Arif melanjutkan, kenaikan harga beras di pasaran masih tergolong normal. “Kenaikan di pasar hanya 3 – 4 persen itu wajar dan sangat fluktuatif. Karena kan sebentar lagi petani akan panen raya,” imbuhnya.
Dengan kondisi ketersediaan beras seperti ini, lanjut Arief, Bulog tak perlu melakukan operasi pasar beras. Karena jika stok beras di pasar berlebih, akan beresiko bagi petani.
“OP Bulog dengan menyalurkan beras ke pasar retail tidak efektif dan tidak perlu. Ini justru akan menekan harga dan menyakiti petani yang secara bergantian di berbagai daerah sedang panen,” tegasnya.
Ketersediaan stok beras itupun dikuatkan oleh pernyataan salah seorang pedagang di PIBC yaitu Aloy. Menurutnya, operasi pasar beras belum diperlukan, pasalnya ketersediaan stok dan harga beras di pasar tersebut masih normal dan terjaga. Misal, untuk beras medium saja dia masih menjual dengan harga sekitar Rp. 8,500 dan untuk beras premium berkisar antara Rp 10.000 hingga Rp 10.500 per liter.
“Medium 8.500 dan Premium 10.000 hingga 10.500 per liter. Tergantung, karena banyak jenisnya,” kata Aloy, pemilik toko beras yang paling banyak menjual ke pedagang.