KEUANGAN

Ini Beberapa Faktor Pemicu Pelemahan Rupiah

MONITOR, Jakarta – ForexTime Limited menilai ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok bukanlah satu-satunya faktor yang menekan nilai tukar mata uang Rupiah.

Chief Market Strategist ForexTime Limited, Hussein Sayed mengatakan, pasar kini memperkirakan bahwa AS akan memberlakukan tarif tambahan terhadap $200 miliar impor Tiongkok dalam waktu dekat.

“Hal ini bukan hanya akan merugikan bagi dua ekonomi terbesar dunia, namun juga sangat mengganggu rantai pasokan global, terutama untuk berbagai negara di pasar berkembang yang mata uangnya dapat semakin terperosok di beberapa pekan mendatang,” kata Hussein, Kamis (6/9).

Ia menambahkan, perlu diperhatikan pula bahwa Rupiah merosot ke level terendah sejak krisis keuangan Asia 1998, Rupee India dan Sri Lanka anjlok ke rekor level terendah, dan banyak mata uang pasar berkembang lainnya yang terus terpukul tahun ini dan memaksa bank sentral masing-masing negara untuk bertindak.

“Situasi akan semakin memburuk apabila Federal Reserve tidak memperlambat laju pengetatan kebijakan moneternya. Mata uang yang lebih lemah akan membuat utang berdenominasi Dolar lebih sulit dibayar, perusahaan terpaksa memangkas rencana ekspansi, konsumen memperlambat konsumsi, dan risiko gagal bayar semakin meningkat,” paparnya.

Menurut Hussein, satu-satunya reaksi yang dapat dilakukan pemerintah adalah menerapkan tindakan penghematan dan meningkatkan suku bunga, meski akan memperburuk perlambatan ekonomi.

Disisi lain, tingginya harga minyak juga memperbesar masalah di pasar berkembang.

Harga minyak Brent mendekati $80 per barel sehingga konsumsi diperkirakan akan sangat terpengaruh dalam beberapa bulan mendatang, jadi permintaan global akan mulai sangat melambat.

Karena itu, harga minyak saat ini sepertinya tidak dapat dipertahankan bahkan jika ekspor Iran turun 1 juta barel pada bulan November.

“Saya rasa demi kepentingan semua orang sebaiknya harga minyak kembali ke rentang $60-$70 guna mencegah penyebaran krisis di pasar berkembang,” tegasnya.

Recent Posts

Terima Delegasi Utusan Presiden Korea, Puan Dorong Pembaruan Kerja Sama Penempatan PMI

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menerima kunjungan Delegasi Utusan Khusus Presiden Republik…

2 jam yang lalu

Amnesti Hasto dan Abolisi Tom Lembong, Renegosiasi Kontrak Sosial

Oleh: Imron Wasi* Presiden Prabowo Subianto telah menggunakan hak prerogatif yang dimilikinya terhadap para narapidana,…

3 jam yang lalu

Munas ASPEKSINDO, Prof Rokhmin: Optimalkan Blue Economy untuk Indonesia Emas 2045

MONITOR, Jakarta - Musyawarah Nasional (Munas) III Asosiasi Pemerintah Daerah Pesisir dan Kepulauan se-Indonesia (ASPEKSINDO)…

4 jam yang lalu

Puan Ungkap Harapan Presiden Peru, Kerja Sama Pariwisata Hingga Sektor Pertanian

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani baru saja menerima kunjungan kenegaraan Presiden Republik…

5 jam yang lalu

Kritik Film Merah Putih One For All, DPR Suarakan Aspirasi Rakyat

MONITOR, Jakarta - Kritik DPR RI terhadap film Merah Putih One for All dinilai sebagai…

6 jam yang lalu

PJMI Kecam Pembunuhan Jurnalis di Gaza, Desak Aksi Global Lindungi Kebebasan Pers

MONITOR, Jakarta - Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI) menyampaikan duka cita mendalam sekaligus kecaman keras…

7 jam yang lalu