Selasa, 26 November, 2024

73 Tahun Gelap Gulita, Distrik Puldama Kini Terang Benerang

MONITOR, Yahukimo – Senja 11 Agustus 2018 menjadi saksi sejarah di sebuah pedalaman Papua, tepatnya Distrik Puldama, Kabupaten Yahukimo. Tak seperti malam-malam sebelumnya, cahaya lampu menghiasi Honai-honai tempat tinggal warga, memendarkan cahaya di langit Puldama. Setelah 73 tahun hidup dalam gelap, warga Puldama kini bisa menikmati terang di waktu malam berkat hadirnya Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) di wilayah mereka.

Distrik Puldama merupakan salah satu wilayah yang berada di daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal) yang menjadi prioritas pembagian program LTSHE Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Mengandalkan jalur udara untuk transportasi dan logistik, LTSHE pun dikirimkan bertahap ke wilayah yang terdiri dari 8 kampung tersebut, Kampung Puldama, Bako, Semlu, Kasen, Baro, Balsek, Eskok, dan Pamek.

Warga Distrik Puldama, Kabupaten Yahukimo membawa listrik tenaga Surya dari Pemerintah (Foto: dok.esdm)

Masing-masing kampung dipisahkan oleh bukit atau jurang, dengan akses melalui landasan pesawat kecil (air strip) sepanjang 1.600 meter yang berada di Kampung Puldama. Belum ada akses jalan darat yang menghubungkan pusat Kabupaten Yahukimo dengan Distrik Puldama. Hanya ada jalan setapak melalui hutan dan jurang yang ditempuh selama kurang lebih 2 hari berjalan kaki.

Dari Kampung Puldama, warga yang menerima LTSHE memanggul paket berisikan panel surya, 4 lampu LED, kabel/hub, USB charger, dan tiang penyangga menuju Honai mereka masing-masing. Ada kampung yang berjarak 2 kilometer, ada pula kampung terjauh di balik pegunungan yang berjarak hingga 15 kilometer.

- Advertisement -

Di Kampung Kasen, Rimba Kuebu (19 tahun), memasang LTSHE dibantu teknisi pemasang LTSHE dan warga kampungnya. Sekitar 30 Honai di Kampung Kosen malam itu terang benderang. Tak hanya terang, Rimba berharap, hadirnya LTSHE juga turut meningkatkan kesehatan warga Puldama.

“Dulu kami banyak kena sakit pernafasan, mungkin karena tiap malam kami tinggal di Honai toh, kena asap api, biar hangat dan terang. Sekarang sudah ada lampu, bisa jauh-jauh dari api, tidak banyak sakit lagi,” ungkap Bapak beranak satu tersebut saat ditemui malam itu (11/8) di Honai-nya.

Perumahan warga Distrik Puldama, Kabupaten Yahukimo yang sudah terpasang tenaga surya (Foto: dok.esdm)

Hal ini juga diungkapkan Kepala Puskesmas Puldama, Yakobus Simalya (31 tahun) yang siangnya sempat membantu tetangganya di Kampung Bako memasang LTSHE. “Di sini paling banyak penyakit ISPA, insfeksi saluran pernafasan atas, juga asma, jadi itu kami prediksi karena di Honai dapur itu sangat dekat dengan tempat tidur, mereka hirup asap dari api, ditambah warga sini sering naik turun gunung dengan beban yang cukup berat, udara juga dingin, banyak asma. Jadi sekarang semoga warga bisa lebih sehat ada pembagian lampu (LTSHE) ini, bisa terpisah jauh dapur dengan lampu dan tempat tidur, asap berkurang toh,” ujarnya.

Tak hanya itu, Yosafat berharap hadirnya LTSHE ini akan menjadikan anak-anak juga bisa belajar di Honai mereka saat malam. “Di sini tidak ada anak belajar malam, karena gelap. Sekarang mereka bisa belajar, semoga bisa semakin pintar, bisa lanjut ke sekolah tinggi,” ungkap lulusan D3 Kesehatan dari Sekolah Tinggi di Jayapura itu.

Di Distrik Puldama hanya terdapat 1 Sekolah Dasar Inpres yang menampung lebih dari 600 siswa. SD ini diampu seorang Kepala Sekolah dan 4 orang guru bantu yang kebanyakan lulusan SMA. Untuk melanjutkan ke SMP, anak-anak harus pergi ke Dekai, ibukota Kabupaten Yahukimo, atau ke Wamena dan Jayapura yang ditempuh melalui perjalanan udara. Hanya orang tua yang memiliki biaya lebih yang dapat menyekolahkan anaknya ke kota.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER