MONITOR, Jakarta – Di penghujung pengumuman calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto, beredar kabar bahwa Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mempunyai peluang mendampingi Prabowo.
Tak hanya itu, kabar pun menyebutkan Sandiaga Uno sudah memberikan mahar kepada partai koalisi pendukung yakni PKS dan PAN masing-masing sebesar Rp 500 miliar.
Kabar itu pun sontak membuat kaget Partai Demokrat yang merupakan bagian dari koalisi. Melalui cuitannya, Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat Andi Arief menyebut Prabowo merupakan Jenderal Kardus.
“Dia bukan leader, tapi chicken,” ujar Andi.
Rupanya tak hanya Demokrat yang geram dengan sikap Prabowo yang kabarnya lebih memilih Sandiaga Uno untuk jadi cawapresnya. Sejumlah kalangan pun merasa kecewa dengan keputusan Prabowo menggandeng Sandiaga Uno.
Ketua Masyarakat Pemantau Kebijakan Eksekutif dan Legislatif (Majelis), Sugiyanto, mengatakan, Partai Gerindra sama saja bunuh diri jika mengusung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sebagai calon presiden dan wakil presiden di Pilpres 2019.
“Prabowo dan Sandi sama-sama dari Gerindra. Itu sama saja bunuh diri,” ujar Sugiyanto.
Sugiyanto pun berkeyakinan kalau PKS, PAN, dan Demokrat bakal angkat kaki dari koalisi jika benar Prabowo maju bersama Sandiga Uno.
“PKS dan PAN tidak akan keluar dari koalisi kalau Sandi mau menyiapkan logistik yang banyak. Kalau itu terjadi, maka kabar Sandi memberi mahar Rp 500 miliar kepada PKS dan PAN bisa jadi benar demi menguatkan koalisi yang sudah terjalin,” terang Sugiyanto.
Melihat hal ini, Sugiyanto pun mengingatkan Gerindra agar tidak belagu. Meski saat ini gerakan ganti presiden cukup besar, namun untuk mengalahkan Jokowi bukan perkara yang mudah.
“Kalau Gerindra petantang-petenteng seperti itu, mending PAN, PKS dan Demokrat bersatu mengakomodasi kepentingan umat. Tinggalin saja Gerindra,” pungkasnya.