BISNIS

Pembelaan Menteri Perdagangan terkait Mahalnya Harga Telur dan Daging Ayam

MONITOR, Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan mengadakan pertemuan dengan para peternak dan pelaku usaha menyikapi harga daging ayam ras dan telur yang tinggi. Pertemuan dipimpin langsung oleh Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita berlangsung di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (16/7).

“Menyikapi kondisi fluktuasi harga daging ayam ras dan telur yang meningkat belakangan ini, kami merangkul para peternak dan pelaku usaha agar harga daging ayam ras dan telur turun,” kata Enggar saat memberikan keterangan persnya usai rapat berlangsung.

Menurut Enggar, dirinya menghimbau dengan tegas kepada para pelaku usaha untuk tidak mengambil tambahan keuntungan dari kondisi ini.

“Kami meminta para pelaku usaha dan distributor untuk membatasi keuntungan dan mendaftarkan usaha distribusinya,” tandasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Enggar dan para pemangku kepentingan menargetkan harga daging ayam ras dan telur harus dapat turun secara bertahap dalam seminggu ke depan.

“Kami sepakat untuk memberi batas waktu selama satu minggu agar harga dapat turun secara bertahap. Jika tidak terjadi penurunan, maka Kemendag akan menyiapkan langkah-langkah untuk melakukan intervensi pasar,” ungkapnya.

Adapun beberapa langkah jangka pendek yang akan diambil, lanjut Enggar, antara lain dengan meminta integrator yang besar mengeluarkan stoknya dan melakukan penjualan langsung di pasar. Sedangkan untuk jangka menengah, akan disusun peta jalan (roadmap) pemasukan impor grand parent (GP) setelah Kementerian Pertanian memperoleh data yang valid.

“Data ini akan menjadi dasar bagi Pemerintah untuk menetapkan kebijakan yang akan diambil dan menjaga ketersediaan suplai sehingga harga dapat terjaga,” jelasnya.

Sementara itu disinggung soal faktor Penyebab Kenaikan Harga, Mendag menjelaskan bahwa kenaikan harga daging ayam ras dan telur disebabkan tingginya permintaan yang tidak dapat dipenuhi oleh pasokan yang ada. Tingginya permintaan disebabkan atas berbagai momen seperti libur sekolah hingga euforia sepak bola dunia.

Sementara itu, rendahnya pasokan juga disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti gangguan produktivitas, cuaca ekstrim, serta harga pakan yang mahal dikarenakan adanya komponen impor yang terpengaruh atas kurs dolar Amerika Serikat.

Keputusan untuk mengurangi kadar obat-obatan agar lebih sehat, terutama antibiotik, tambah Enggar juga ternyata memberi risiko lebih besar terhadap jumlah kematian ayam ras.

“Faktor – faktor itulah yang kemudian terakumulasi sehingga menyebabkan meningkatnya harga daging ayam ras dan telur. Namun, Kementerian Perdagangan dan para pemangku kepentingan terkait berupaya memberikan solusi terbaik agar harga daging ayam ras d an telur dapat kembali terjangkau oleh masyarakat ,” pungkasnya.

Recent Posts

Pimpinan DPR Harap Idul Fitri Jadi Momen Berbagi Kepedulian Demi Wujudkan Kesejahteraan Sosial

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal menyampaikan ucapan selamat Hari Raya…

18 jam yang lalu

DPR Desak Junta Myanmar Hentikan Pengeboman Warga Sipil Pasca Gempa 7,7 SR

MONITOR, Jakarta - Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI mengecam keras tindakan junta…

18 jam yang lalu

DPR Perkirakan Arus Balik Lebaran Berjalan Lancar dan Kondusif

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI Rudianto Lallo memperkirakan arus balik Lebaran 2025…

22 jam yang lalu

Menag Ajak Umat Amalkan Nasihat selama Ramadan

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menggelar open house Idulfitri 1446 H di rumah…

1 hari yang lalu

Guru Besar UIN Jakarta Sebut Puasa Mabrur Akan Membawa Indonesia Maju

MONITOR, Jakarta - Guru Besar UIN Jakarta Prof. Ahmad Tholabi Kharlie dalam khotbah Salat Idulfitri…

2 hari yang lalu

Khutbah Idul Fitri, Prof Rokhmin: Puasa Meningkatkan Kualitas Hidup dan Indonesia Emas 2045

MONITOR, Jakarta - Anggota DPR RI 2024–2029, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS dalam khutbah…

2 hari yang lalu