MONITOR, Jakarta – Asa Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) mendampingi Joko Widodo (Jokowi) terancam buyar. Itu menyusul sejumlah nama yang dianggap potensial menjadi pendamping Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang.
Merujuk pada hasil survei yang dilakukan Saiful Mujani Research Center (SMRC) pada pertengahan Mei 2018 lalu, sosok Mahfud MD disebut-sebut lebih potensial mendampingi Jokowi ketimbang Cak Imin, panggilan akrab Muhaimin Iskandar. Nama mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu berada diurutan pertama survei SMRC.
Dari 2.206 orang 6,9 persen memilih Mahfud MD. Disusul Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto (Ketua Umum Partai Golkar) dan pemilik Trancorp Group Chairul Tanjung.
Mahfud MD dinilai cocok berpasangan dengan Jokowi di Pilpres 2019 nanti, karena dianggap representasi tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dari unsur akademisi-profesional. Memang Mahfud dikenal dekat dengan almarhum Abdurahman Wahid (Gus Dur).
Namun, anggapan Mahfud MD adalah representasi NU disoal oleh politisi PKB. Menurut Ketua DPP PKB, Jazilul Fawaid, sosok Mahfud tidak mewakili NU. Justru Cak Imin yang lebih tepat sebagai sosok yang mewakili NU. ”Sama sekali tidak (merepresentasikan NU),” kata Jazilul di Kompleks Parlemen, DPR Senayan, Jakarta, Kamis kemarin (12/7/2018).
Cak Imin menurut Jazil lebih representatif, karena ia adalah ketua umum partai yang lahir dari suara masyarakat NU. ”Makanya para kiai NU memandatkan ke Cak Imin,” klaim Jazilul.