MONITOR, JAKARTA – Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mendukung rencana integrasi Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR). Dengan integrasi ini diharapkan arus logistik keluar dan masuk kendaraan ke Pelabuhan Tanjung Priok menjadi lancar.
Demikian yang disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo hari ini (8/7).
Menurut Dirjen Agus, Tol JORR dimaksudkan dapat mendukung efektifitas kelancaran arus barang menuju dan keluar pelabuhan Tanjung Priok terutama bila dilihat dari kawasan industri di Timur Jakarta (Bekasi, Karawang, Cikarang, dan sekitarnya) melalui Tol Cikampek dan menyambung ke Tol JORR menuju Pelabuhan Tg. Priok, sehingga tidak masuk lagi ke dalam Tol Dalam Kota.
“Peningkatan ship call di Terminal New Port Container Terminal (NPCT) 1 dan letak gate yang berdekatan dengan jalan mengakibatkan peningkatan volume kendaraan sehingga menimbulkan kepadatan lalu lintas yang tentunya keberadaan Tol JORR ini sangat membantu dan efektif untuk kelancaran arus barang menuju dan keluar Pelabuhan Tanjung Priok,” jelas Dirjen Agus.
Lebih lanjut, Dirjen Agus menyebutkan terindikasi bahwa supir truk menghindari masuk tol yang menuju dari dan/ke Pelabuhan Tanjung Priok (Tol Akses Priok) terutama di sekitar Bogasari/Airin. Hal ini disebabkan oleh mahalnya tarif tol yang berlaku (Tol Ruas Kebon Bawang – Rorotan di mana tarif untuk truk golongan V sebesar Rp. 45.000, untuk jarak ± 15 km) sehingga truk memilih tidak masuk tol melainkan melalui jalan arteri.
“Keberadaan Tol JORR dapat mendukung arus logistik barang dan jasa di Pelabuhan Tanjung Priok. Kementerian Perhubungan telah mengirimkan surat kepada Kementerian PUPR meminta agar dapat meninjau kembali pemberlakuan besaran tarif tol ruas Kebon Bawang-Rorotan yang dikelola oleh PT. Hutama Karya sehingga akan mendorong truk barang untuk menggunakan layanan Tol JORR untuk kelancaran arus barang masuk dan keluar pelabuhan Tanjung Priok. Diharapkan solusi ini juga dapat mengurangi kemacetan di jalan arteri sehingga dapat menambah kelancaran lalu lintas barang dan jasa,” terang Dirjen Agus.
Sementara itu, Plt. Kepala Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Lollan Panjaitan telah melakukan sejumlah langkah konkret untuk mendukung mobilisasi dan kelancaran logistik sambil menunggu integrasi tol JORR.
“Langkah-langkah tersebut adalah dengan penataan pembatas dan akses di beberapa titik jalan, melakukan divert (pengalihan) kapal ke terminal lain dan membangun buffer area (lahan penampungan) truk seluas 1 (satu) hektar yang dapat menampung 120 unit truk petikemas ukuran 40 feet dan sebagian sudah dioperasikan sejak tanggal 23 Mei 2018 serta perluasan 1 (satu) hektar area tambahan lagi yang menjadi pre-gate sebagai solusi letak gate masuk yang dekat dengan jalan raya,” ujar Lollan.
Lollan menyebutkan bahwa hasil evaluasi sementara dari beroperasinya sebagian lahan buffer area tersebut sudah dapat mengurai kemacetan yang mengarah ke Cilincing.
“Oleh karena itu, jika integrasi Tol JORR dapat segera dilakukan tentunya arus logistik barang dan jasa akan semakin lancar dan dapat menekan biaya operasional truk barang sekaligus mengurai kemacetan di jalan raya sekitar Pelabuhan Tanjung Priok,” tutup Lollan.
MONITOR, Jakarta - Isu kemiskinan dan kelaparan menjadi isu yang sama-sama diserukan oleh Ketua DPR…
MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo meminta Pemerintah untuk…
MONITOR, Jakarta - Keterbukaan informasi publik menjadi elemen penting dalam penyelenggaraan pemerintahan demokratis. Keterbukaan informasi…
MONITOR, Jakarta – PT Jasa Marga (Persero) Tbk. kembali menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih dua…
MONITOR, Jakarta - Dipanggilnya Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan dan Fahmi hakim ketua DPRD Provinsi…
MONITOR, Jakarta - Pemilih muda diperkirakan akan memainkan peran penting dalam menentukan hasil Pemilihan Kepala…