BERITA

Paska Lebaran, Gerindra Curiga Harga Bawang Putih Dimainkan

MONITOR, Jakarta – Harga sejumlah kebutuhan pokok di beberapa pasar tradisional mengalami kenaikan pasca Lebaran. Salah satunya harga bawang putih. Kenaikan harga bawang putih ini diduga ada permainan mafia atau kartel bawang putih.

Dari informasi yang dihimpun MONITOR harga bawang putih dari Rp22 ribu per kilogram (kg) menjadi Rp24 ribu per kilogram. Kenaikan harga ini disebabkan karena kelangkaan bawang putih yang beredar di pasar.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono mengatakan, naiknya harga dan kelangkaan bawang putih ini disebabkan karena ada kebijakan pembatasan kuota impor dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). Sehingga pemerintah tidak mampu menyediakan kebutuhan nasional bawang putih sebanyak 400 ribu ton pertahun atau 35 ribu ton perbulan. Sedangkan jumlah produksi dalam negeri hanya 6 persen atau sekitar 2 ribu ton per bulan dari kebutuhan nasional.

Arief menduga pembatasan kuota impor ini sengaja dimainkan oleh mafia dan kartel bawang putih untuk memonopoli pasar. Bahkan lanjut Arief, salah satu ketua umum partai politik pendukung pemerintah ada dibalik mafia dan kartel bawang putih.

“Pembatasan kuota impor ini dimainkan mafia dan kartel bawang putih untuk monopoli pasar. Diduga ada ketua umum partai yang ikut mengatur dan bermain dalam hal ini,” kata Arief melalui pesan elektroniknya, Minggu (1/7).

Menurut Arief, bawang putih yang diimpor dari Cina harga pokoknya hanya Rp5 ribu per kilogram. Kemudian importir menambah biaya transportasi dan menambah laba sehingga harga jual ke pedagang jadi sekitar Rp10 ribu per kilogram.

Namun karena ada pembatasan kuota, bawang putih jadi langka di pasar membuat harga tidak stabil dan cenderung naik sehingga konsumen harus membayar dua atau tiga kali lipat.

“Seharusnya tidak perlu ada pembatasan kuota impor bawang putih, memang kebutuhan nasional kita cukup besar. Impor saja sesuai kebutuhan nasional, ini kok dibatasi kuotanya, ada apa,” tambah Arief.

Arief menegaskan, tidak ada kerugian negara melalui impor bawang putih dengan sistem b to b bersama swasta, namun yang dirugikan adalah masyarakat.

“Saya berharap Pak Jokowi mau mengkoreksi kebijakan kuota impor bawang putih,” pungkas Arief.

Recent Posts

Kementan Promosikan Domba Lokal pada Gelaran Kontes Domba TNI AU

MONITOR, Bogor - TNI Angkatan Udara menyelenggarakan kontes domba tingkat nasional bertajuk Pesta Patok di…

57 menit yang lalu

Jasa Marga Catat 184 Ribu Kendaraan Kembali ke Jabotabek Usai Libur Paskah

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. mencatat sebanyak 184.495 kendaraan kembali ke wilayah…

1 jam yang lalu

Gandeng KemenPPPA, Menteri Maman Tegaskan Komitmen Majukan UMKM Perempuan

MONITOR, Jakarta - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan komitmennya dalam…

4 jam yang lalu

Paus Fransiskus Wafat, Ketua BKSAP DPR: Kita Kehilangan Pejuang Kemanusiaan

MONITOR, Jakarta - Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Mardani Ali Sera, menyampaikan…

5 jam yang lalu

Hutama Karya Bangun Negeri Bersama Srikandi Tangguh dan Profesional

MONITOR, Jakarta - PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) memperingati Hari Kartini 2025 dengan menegaskan…

11 jam yang lalu

Dialog Bareng Diaspora Indonesia di London, Prof Rokhmin beberkan Peran Majukan Bangsa

MONITOR - Di tengah kesibukan mengikuti International FGD on Blue Economy and Global Climate Change,…

12 jam yang lalu