POLITIK

Pengamat Sebut Kemenangan Kotak Kosong Pelajaran Bagi Demokrasi

MONITOR, Jakarta – Tanggal 27 Juni 2018 menjadi sejarah penting bagi sejumlah daerah di Indonesia. Ya, itu lantaran beberapa daerah tersebut baru saja menyelesaikan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak. Ada banyak pelajaran bagi pelaksanaan pesta demokrasi dalam pelaksanaan Pilkada Serentak tersebut, salah satunya yakni kemenangan Kotak Kosong di Pemilihan Walikota Makasar Sulawesi Selatan.

Pengamat Politik dari Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta, Maksimus Ramses Lalongkoe menilai fenomena kekalahan calon tunggal melawan kotak kosong di Pillkada langsung yang diselenggarakan secara serentak Rabu (27/6) kemarin menjadi pelajaran penting bagi perjalanan demokrasi Indonesia.

Menurutnya, Pada Pilkada 171 daerah yang diselenggarakan serentak, setidaknya ada dua Pilkada yang cukup menarik perhatian publik luas, lantaran dimenangkan kotak kosong.

“Calon tunggal kalah dan dimenangkan oleh kotak kosong itu harus menjadi pelajaran penting dalam perjalanan demokrasi di Indonesia, sebab ini merupakan fenomena unik,” kata Ramses kepada MONITOR di Jakarta, Sabtu (30/6).

Ia menuturkan, bahwa selain jadi pelajar penting bagi demokrasi, Maksimus juga mengatakan, kalau fenomena menangnya kotak kosong tersebut merupakan bentuk pengadilan rakyat terhadap calon pemimpin yang tidak direstui.

“Ini juga bentuk pengadilan rakyat terhadap calon pemimpin yang rakyat tidak setujui,” ujar Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia ini.

Tak hanya itu, Ia juga menduga kemenangan kotak kosong tidak saja karena rasionalitas dan kekritisan rakyat tapi kemungkinan besar ada pihak tertentu yang mengorganisir rakyat pemilih untuk memilih kotak kosong.

“Pasti ada yang organisir itu hingga kotak kosong menang dan itu kekritisan rakyat yang harus disadari oleh pelaku politik,” tandasnya.

Sebagai informasi, Wakil Presiden Jusuf Kalla yang merupakan salah satu putra daerah asal Makassar itu juga merespon hasil Pemilihan Walikota (Pilwalikot) di Makassar, Sulawesi Selatan.

Namun, JK tak ingin menyimpulkan lebih jauh mengenai hal tersebu. Ia lebih menyerahkan semua itu kepada pihak penyelenggara pemilu yang berwenang untuk memutuskan hasilnya.

“Makassar Kampung Saya. Kita tunggu Keputusan KPU Quick count indikator tidak menentukan. Hasil akhirnya KPU,” di hotel kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (28/6).

Recent Posts

Kemenag dan Dubes RI Malaysia Bahas Program Nikah Massal dan Pencatatan Nikah

MONITOR, Jakarta - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Kemenag), Abu Rokhmad didampingi Direktur…

1 jam yang lalu

Tiongkok Beri Bantuan ke Ruhama Lab School Uhamka, Pilar: Dampaknya Besar untuk SDM Tangsel

MONITOR, Tangsel - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) menyambut hangat pemberian bantuan dari Republik…

2 jam yang lalu

Sekda Tangsel Minta Perseroda PITS Tingkatkan Layanan ke Masyarakat

MONITOR, Serpong - Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Bambang Noertjahjo berharap jajaran komisaris…

2 jam yang lalu

Pemerintah Upayakan Sertifikasi Guru Agama Rampung di 2027

MONITOR, Jakarta - Wakil Menteri Agama (Wamenag), Romo Muhammad Syafi’i, menyampaikan komitmen Kementerian Agama dalam…

3 jam yang lalu

Hari Anak Nasional, Wali Kota Tangsel Dorong Penguatan Pendidikan hingga Perlindungan Anak

MONITOR, Tangsel - Peringatan Hari Anak Nasional tingkat Kota Tangerang Selatan (Tangsel) begitu semarak dengan…

4 jam yang lalu

Apakah Ada Beasiswa untuk Kuliah S1 Dalam Negeri? Ini Jawaban Kemenag

MONITOR, Jakarta - Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Puspenma) saat ini tengah melakukan…

7 jam yang lalu