BERITA

Pemprov Beri Sinyal Batal Beli Lahan RS Sumber Waras

MONITOR, Jakarta – Sikap Pemprov DKI dalam kasus Rumah Sakit (RS) Sumber Waras semakin jelas. Melalui Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, Pemprov DKI memberi sinyalemen bakal membatakan pembelian.

Sandi mengatakan, pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras, Tomang, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dinilai terlalu mahal.

“Ini semua berdasarkan temuan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),” terang Sandi di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (30/5).

Dijelaskan Sandi, secara temuan, BPK menyoroti pembelian Sumber Waras, dimana temuan BPK adalah angka membeli sebesar Rp191 miliar sangat mahal.

Menurut Sandiaga, pembelian RS Sumber Waras juga menjadi salah satu pertimbangan BPK saat akan mengeluarkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan Pemprov DKI Jakarta tahun anggaran 2017.

Dalam keputusannya, Pemprov DKI mengeluarkan dua opsi untuk menindaklanjuti temuan BPK saat pembelian RS Sumber Waras pada 2014 dimana lebih besar dari Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) saat itu. Opsi tersebut yakni menagih Rp 191 miliar atau membatalkan pembelian.

“Ada dua opsi yang diberikan. Satu, menagih Rp 191 miliar itu ke pihak penjual, atau kedua adalah melakukan pembatalan. Jadi yang kami lakukan untuk me-satisfy BPK adalah melakukan penagihan dulu. Kami melakukan penagihan dan penagihan tersebut sudah dilayangkan surat oleh Pemprov DKI kepada pihak yayasan,” kata Sandi

Namun, pihak yayasan juga telah memberikan jawaban atas penagihan Pemprov DKI Jakarta dan mereka menolak mengembalikan kelebihan pembayaran.

“Ada opsi kedua artinya adalah kita masuk kepada opsi pembatalan. Nah opsi pembatalan itu kita sudah limpahkan ke bidang hukum dan nanti bidang hukum yang akan melakukan prosesnya. Nah itu tentunya oleh BPK dianggap cukup,” ucap Sandi.

Kendati demikian, Pemprov DKI Jakarta tetap akan melakukan upaya-upaya lanjutan meski tidak dia sebutkan karena teknis. Yang pasti saat ini tindakan dari Pemprov DKI tinggal melakukan upaya pembatalan pembelian.

“Ya tinggal jalur hukum, karena sudah ditagih. Dan sudah mendapatkan jawaban kalau misalnya harus jalur hukum. Jadi opsi keduanya adalah melakukan pembatalan. Kalau asetnya sih sudah tercatat di tempat kita, dan tentunya ini sekarang menunggu proses itu. Kita buka opsinya. Kalau misalnya memang opsi hukumnya melakukan pembatalan, tentunya kita akan proses,” pungkasnya.

Recent Posts

Panglima TNI: Revisi UU TNI Berdasarkan Prinsip Demokrasi dan Supremasi Sipil

MONITOR, Jakarta - Dinamika lingkungan strategis menuntut TNI untuk selalu beradaptasi dan semakin profesional dalam…

37 menit yang lalu

Pengamat: Layak Diapresiasi Publik, Panen Raya Padi 2025 Sangat Tinggi

MONITOR, Jakarta - Pengamat kebijakan publik dari Spora Communication, Dr. Rizky Fajar Meirawan, menilai capaian…

2 jam yang lalu

Ramai Kasus Pelecehan Dokter, Legislator Minta Korban Jangan Malu Lapor dan Polisi Harus Cepat Respons

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Gilang Dhielafararez menyoroti maraknya peristiwa kekerasan seksual…

3 jam yang lalu

Kesejahteraan Meningkat, Mentan Amran: Petani Bahagia, Harga Kelapa Naik

MONITOR, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa saat ini para petani…

3 jam yang lalu

Mulai 19 April 2025, Tol Binjai-Langsa Seksi Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Ditetapkan Tarif

MONITOR, Sumut - PT Hutama Karya (Persero) atau Hutama Karya akan memberlakukan tarif pada Jalan Tol…

4 jam yang lalu

Buntut Napi Dugem di Pekanbaru, DPR Akan Benahi Sistem Lapas Bersama Kementerian Imipas

MONITOR, Jakarta - Berulangnya pemberitaan keriuhan akibat perilaku tidak patut warga binaan di lembaga pemasyarakatan…

5 jam yang lalu