SAINS

9 Manfaat Teknologi Sungkup Plastik pada Pertanaman Cabai Off Season

MONITOR – Musim hujan kadang menjadi kendala petani aneka cabai melakukan pertanaman di lapangan karena risiko kegagalan panen selalu menghantui para pencinta budidaya cabai Indonesia. Namun hal ini tidak menjadi masalah lagi karena teknologi sungkup plastik “rain shelter” sudah mulai diterapkan dibeberapa sentra utama.

Pada kesempatan ini Dirjen Hortikultura, Kementan Dr. Suwandi, M.Si langsung turun ke lapangan untuk memastikan teknologi sungkup plastik telah diterapkan oleh kelompok tani mukti di Desa Sukamaju Kecamatan Rancakalong. Teknologi ini sederhana,

Suwandi mengatakan “cabai salah satu komoditas strategis hortikuktura yang digenjot pada era Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Selama ini produksi cabai musiman, sementara kebutuhan relatif sama sepanjang tahun. Teknologi sungkup merupakan salah satu solusi permanen cabai sehingga bisa ditanam sepanjang tahun, sehingga produksi dan pasokan stabil sepanjang waktu”

Selanjutnya suwandi “ini teknologi sederhana namun dampak yang dihasilkan sungguh luar biasa, diantaranya produksi terjamin dan kegagalan panen bisa diminimalkan.

Jadi teknologi sederhana ini, sebagai rahasianya bisa tanam cabai sepanjang waktu. Teknologi ini kita dorong agar bisa direplikasi ke semua sentra produksi cabai san sayuran di seluruh Indonesia”

Aseng, ketua kelompok tani mukti sekaligus champion cabai Kabupaten Sumedang menjelaskan bahwa manfaat sungkup plastik yang dirasakan selama ini.

Manfaat sungkup, pertama mengatasi kendala penyakit buah supaya tidak terkena patek, kedua mampu menekan biaya tenaga kerja saat perawatan tanaman di musim hujan, ketiga biaya sanitasi lebih murah dan ekonomis.

Keempat mendukung penerapan budidaya ramah lingkungan, dalam hal ini bisa mengurangi frekuensi penggunaan pestisida di lapangan.

Kelima memastikan keberhasilan panen saat musim hujan, buah tidak rontok, kelembaban terjaga, pupuk di lahan tdk mudah hilang akibat hujan.

Keenam budidaya akan menjadi lebih ekonomis dan efisien, mengurangi biaya produksi, ketujuh mudah diterapkan dan sangat efisien,

Kedelapan hasil produksi dengan sungkup jauh lebih tinggi dari pada tanpa sungkup. Produksi relatif stabil antar musim dan kesembilan saat off season harga jualnya lebih bagus.

Aseng menambahkan bahwa biaya produksi dengan sungkup dengan bambu, mulsa plastik total sebesar Rp 30 juta perhektare tidak jauh berbeda dengan tanam tanpa sungkup, sedangkan dengan sungkup menggunakan bahan utama besi lingkaran, awet hingga 20 tahun, biayanya dapat mencapai Rp 90 juta perhektare.

Ya untung bersih bisa lebih Rp 50 juta permusim. Alhamdulillah kemarin saya berangkat umrah plus dari rejeki cabai” pungkasnya.

Recent Posts

Pendaftaran PAI Fair Dibuka Hingga 15 November 2025

MONITOR, Jakarta - Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) Kementerian Agama membuka pendaftaran PAI Fair 2025.…

24 menit yang lalu

KPID Banten Jatuhkan Sanksi kepada Radio Angkasa FM Terkait Siaran Iklan

MONITOR, Banten - Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Banten secara resmi menjatuhkan sanksi administratif berupa…

9 jam yang lalu

Media Asing Sebut IKN Kota Hantu, DPR Dorong OIKN Jawab dengan Kinerja Optimal

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi II DPR RI, Muhammad Khozin menyoroti pemberitaan media Inggris The…

11 jam yang lalu

Menteri UMKM Sebut Bisnis Waralaba Bisa Mendorong Usaha Mikro dan Kecil Naik Kelas

MONITOR, Jakarta - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan pentingnya memperluas…

11 jam yang lalu

Siswi MAN 2 Kudus Juara 2 FIKSI Nasional 2025

MONITOR, Jakarta - Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kudus unjuk preatasi pada Festival Inovasi…

13 jam yang lalu

Puan Hormati Putusan MK, Sebut Sejalan dengan Isu Kesetaraan Gender

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan DPR menghormati sepenuhnya putusan Mahkamah Konstitusi…

13 jam yang lalu