DAERAH

Khofifah-Emil Unggul di Survei CSIS, Pengamat: Paslon 1 Dipilih Karena Figur

MONITOR, Jakarta – Lembaga survei CSIS (Centre for Strategic and International Studies) merilis hasil survei terbaru Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2018. Dalam survei ini pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak unggul telak mencapai 53,8 persen berbanding 37,8 persen dari pasangan Ipul-Puti.

Survei yang dilaksanakan pada 16-30 April ini mengambil 920 responden dengan Margin of Error (MoE) 3,32 persen. Survei menggunakan metode wawancara dengan mengisi kuesioner oleh responden.

Peneliti CSIS, Arya Fernandez menganalisis, tingkat elektabilitas Khofifah-Emil didominasi kaum wanita. Faktor figur Khofifah disebut memberi andil terhadap dominannya elektabilitas Khofifah-Emil ketimbang paslon nomor 2 di Pilgub Jatim 2018 ini.

“Faktor perempuan. Pemilih perempuan posisinya lebih solid. Lebih besar proporsi perempuan yang memilih Khofifah dibanding Gus Ipul-Puti. Jadi faktor perempuan ini menjadi penting karena mewakili faktor pemilih. Keberhasilan Khofifah menjadi faktor yang mempengaruhi unggulnya pasangan Khofifah-Emil,” jelas Arya.

Berdasarkan data survei CSIS pasangan Khofifah-Emil didukung oleh pemilih perempuan sebanyak 54,6 persen dan laki-laki 45,4 persen. Sementara Gus Ipul-Puti hanya meraup dukungan kaum perempuan 42,7 persen.

Arya juga menjelaskan, Khofifah memiliki sejarah elektabilitas tinggi di kalangan wanita dengan massa akar rumput yang solid. Sebab, Faktor Khofifah sebagai Ketua Muslimat NU dinilai memberi dampak elektoral yang signifikan terhadap pasangan Khofifah-Emil.

Sementara lawannya, Puti yang merupakan calon wakil dari pasangan nomor 2 dinilai tidak sebanding. Mengingat Puti, dikatakan Arya bukanlah warga Jawa Timur. Diketahui Puti merupakan figur impor dari Jawa Barat.

“Sokongan posisi Khofifah sebagai Ketua Muslimat NU sangat mempengaruhi faktor pemilih perempuan. Itu membuat dukungan menjadi kuat. Sementara Puti pemain baru di Jawa Timur, dia juga tidak punya basic,” tuturnya.

Lainnya, Arya melanjutkan, Faktor afiliasi partai pengusung juga menjadi penentu masyarakat untuk memilih pasangan calon. Namun pada pilgub Jawa Timur, ketokohan dan rekam jejak kandidat juga memberi dampak insentif elektoral.

“Pilkada, kombinasi antara personlity kandidat dan mesin partai. Jadi kombinasi dua itu tapi ini kan pemilihan kepala daerah bukan pemilihan partai,” pungkasnya.

Recent Posts

Syamsul Anwar Nilai Petugas Haji Indonesia Tangguh

MONITOR, Jakarta - Ketua PP Muhammadiyah Syamsul Anwar menilai petugas haji Indonesia tangguh. Ia membagikan…

36 menit yang lalu

Menuju Prodi Unggul bertaraf Internasional, Fakultas Tarbiyah UID Review Kurikulum

MONITOR, Depok - Dalam rangka untuk meningkatkan mutu akademik dan memastikan relevansi kurikulum dengan kebutuhan…

2 jam yang lalu

PBNU Klaim Haji 2025 Berjalan Baik dan Jelaskan Ukurannya

MONITOR, Jakarta - Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Akhmad Said Asrori menilai…

7 jam yang lalu

Israel Serang Iran, DPR Peringatkan Dunia Jangan Terjebak Skenario Netanyahu

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta mengecam keras aksi militer Israel yang…

14 jam yang lalu

DPR Minta Penjual Ribuan Konten Pornografi Anak Dijerat Hukum Maksimal

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Abdullah meminta aparat penegak hukum untuk memberikan…

14 jam yang lalu

Kunjungi Markas Besar Meta dan Google di California AS, Puan Apresiasi Dukung RI Perangi Judol

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani melakukan kunjungan kerja ke kantor pusat Meta…

15 jam yang lalu