MONITOR, Bogor – Civitas Akademik Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (FEM IPB) menggelar Rabuan Bersama, di Auditorium FPIK Kampus IPB Dramaga, kemarin Rabu (9/5/2018).
Rabuan Bersama tersebut membahas langkah-langkah yang dilakukan dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 dan bulan ramadhan 1439 Hijriah.
Dekan FEM IPB, Dr Nunung Nuryartono mengatakan civitas akademik FEM IPB harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, dunia kini memasuki era revolusi industri 4.0. Beberapa pencirinya adalah berkembangnya digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, dan lain sebagainya atau dikenal dengan fenomena disruptive innovation.
“Menghadapi tantangan tersebut, pengajaran di kampus pun dituntut untuk berubah, termasuk dalam menghasilkan dosen berkualitas bagi generasi masa depan. Ini yang menjadi fokus pembahasan kami kemarin di Rabuan Bersama,” demikian kata Dekan FEM IPB, Nunung di Bogor, Kamis (10/5/2018).
Pria jebolan doktor Georg-August University of Goettingen ini mengungkapkan Klaus Schwab, Founder dan Executive Chairman of the World Economic Forum dalam bukunya The Fourth Industrial Revolution mengatakan Revolusi industri generasi keempat ini ditandai dengan kemunculan superkomputer, robot pintar dan kendaraan tanpa pengemudi.
Bahkan adanya editing genetik dan perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia untuk lebih mengoptimalkan fungsi otak.
Selain itu revolusi industri industri 4.0 ini juga menimbulkan 8 emerging technology yaitu Mobile Computing, Sosial Media, Cloud Computing, Internet of Thing, Big Data, Machine Learning,Cyber Security dan Block Chain.
“Kedepan bukan siapa yang kuat yang akan bertahan, namun siapa yang mampu beradaptasilah yang akan bertahan,” ujar Nunung.
Pada Rabuan Bersama FEM ini, diundang dua narasumber pelaku revolusi industri 4.0 yaitu Dr Iman Sugema pencipta I-Regand dan Hendra EG SE alumni FEM IPB yang juga menjabat sebagai Learning & Culture Manager Buka Lapak.
Iman Sugema mengatakan i-Regand merupakan sebuah aplikasi baru untuk software ekonometrika berbasis android. Software i-Regand pada smart phone ini jelas akan memudahkan pengguna (user) dalam melakukan analisis data ekonometrika.
Menurutnya, cukup dengan mendowload bit.ly/i-regand menggunakan smart phone atau HP, pengguna sudah dapat memiliki aplikasi tersebut.
“Dengan aplikasi ini kita sudah tidak perlu repot-repot lagi menggunakan PC atau komputer saat melakukan analisis data ekonometrika sebagaimana lazimnya yang selama ini digunakan,” ungkap Imam.
Hadirnya teknologi aplikasi baru i-Regand berbasis android ini didedikasikan untuk IPB dan Prof Andi Hakim Nasution. Aplikasi ini mudah digunakan, tampilannya menarik, simple, dapat digunakan oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja.
“Dan yang terpenting aplikasi ini juga gratis,” Ujar Imam.
Imam menegaskan lahirnya teknologi aplikasi I-Regand ini menunjukan bahwa civitas akademik FEM IPB mampu mendorong dalam upaya menjawab tantangan dan perkembangan revolusi industri 4.0.
“Yang lebih penting juga tidak selalu tergantung dengan produk software ekonometrika impor,” tegasnya.