MONITOR – Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad bakal dilantik menjadi PM Malaysia pada hari ini, Kamis (10/5).
Koalisi partai politik Pakatan Harapan pimpinan Mahatir memenangkan pemilu Malaysia 2018 dengan meraih 112 dari 222 kursi parlemen mengalahkan koalisi Barisan Nasional pimpinan PM Najib Razak yang selalu menang pemilu Malaysia dalam enam dekade terakhir selama 61 tahun.
Mahathir Mohamad sebelumnya telah menjadi PM Malaysia dari 1981 hingga 2003 dari Koalisi Barisan Nasional. Saat menjadi PM, Mahatir banyak membawa perubahan pembangunan Malaysia ditengah kepemimpinannya yang terkenal otoriter.
Sebelumnya, Election Commission atau KPU Malaysia mengumumkan koalisi Pakatan Harapan meraih 112 kursi di parlemen sehingga bisa membentuk pemerintahan sendiri.
Sedangkan koalisi Barisan Nasional, yang telah memerintah Malaysia selama 61 tahun terakhir, hanya meraih 79 kursi. Pada pemilu sebelumnya, BN meraih 133 kursi meskipun ini terus turun dibandingkan pemilu 2008, yang saat itu menguasai dua pertiga kursi parlemen.
Dalam menjalankan pemerintahannya, Mahathir nantinya bakal didampingi oleh Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang juga merupakan Anwar Ibrahim, Wan Azizah Wan Ismail sebagai deputi PM.
Sebagai informasi, saat ini Anwar Ibrahim yang juga pernah menjabat sebagai deputi PM Malaysia saat Mahathir menjabat sebagai PM sedang menjalani tahanan dalam kasus sodomi dan akan dibebaskan pada Juni 2018.
MONITOR, Jakarta — Bendahara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Sumantri Suwarsono, memberikan klarifikasi resmi terkait…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi II DPR RI, Muhammad Khozin mengusulkan agar pemotongan transfer ke…
MONITOR, Jakarta - Banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra pada akhir November,…
MONITOR, Jakarta - Sebagai wujud kepedulian pada sesama, Badan Wakaf Indonesia (BWI) menggelar Wakaf Fun…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI Sarifuddin Sudding berpandangan Rancangan Undang-Undang Penyesuaian Pidana…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menanggapi ramainya perhatian publik terkait data bantuan yang beredar…