NASIONAL

Ketua DPR Curigai Oknum Dibalik Mencuatnya Kasus Amin Santono

MONITOR, Jakarta – Terjaringnya Anggota DPR RI Amin Santono dari Komisi XI yang notabene mengurusi keuangan dan anggaran terkait penyelenggaraan negara semakin menguatkan bahwa di DPR masih ada oknum yang dengan sengaja telah bermain dengan pihak luar dari keanggotaan dewan rakyat tersebut.

Sehingga muncul anggapan dari berbagai kalangan yang menyebut kalau dalam tubuh DPR RI masih dihinggapi oleh mafia dan oknum yang sengaja bermain terkait anggaran tersebut. Amin Santono dinilai telah menambah jumlah oknum yang bermain dalam pusaran itu.

Menanggapi hal tersebut, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengaku kalau dirinya begitu heran menyangkut kasus korupsi yang dialami oleh Amin Santono Anggota DPR komisi XI itu. Menurutnya, dalam RAPBN-P tahun 2018 itu belum dibahas dan tidak jelas sebab belum diparipurnakan.

“Yang saya heran itu justru RAPBN-P tahun 2018 itu ini anggaran ini belum dibahas dan ada tidaknya itu belum jelas,” kata Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/5).

Dengan begitu, Bamsoet begitu biasa ia disapa menegaskan terkait rencana RAPBN-P 2018 masih akan dibahas dalam paripurna, namun hal tersebut masih dalam rencana sebab DPR sedang dalam masa reses.

“Baru nanti setelah reses tanggal 18 baru akan kita bicarakan apakah akan mengajukan anggaran atau tidak,” tukasnya.

Lebih dari itu, Bamsoet menilai dalam persoalan yang menyangkut anggota DPR komisi XI itu apabila diakitkan dengan RAPBN-P 2018 artinya ada oknum yang dengan sengaja mengambil kesempatan untuk mencari keuntungan terkait hal tersebut.

“Nah ini artinya apa ada yang mengambil kesempatan dari proses ini dan melibatkan unsur pemerintah yaitu departemen keuangan, dan kita sebagai pimpinan, kita akan memperketat dan memperkecil peluang peluang tersebut dan selama beberapa periode ini kita semakin membaik dan terbuka, sehingga bisa diketahui publik dan penegak hukum dan lain-lain. Begitu juga rapat komisi juga terbuka, dan perdebatan nya juga kelihatan,” ujarnya.

Dengan begitu, ia juga mengimbau kepada seluruh anggotan dewan yang lain agar sama sama saling menguatkan citra DPR dan mejaga kode etik serta melarang setiap anggota dewan mekakukan kerjasama dengan pihak lain diluar anggota dewan.

“Tapi akan menguatkan kembali dalam hal ini anggota DPR, kita akan mengingatkan bahwa ada kode etik yang melarang anggota DPR untuk berhubung dengan para mitra di luar acara-acara resmi, ini untuk mencegah timbulnya KKN dari peristiwa tersebut,” tandasnya.

Recent Posts

Dorongan DPR soal Pembentukan TGPF di Kasus Kwitang Tunjukkan Empati dan Keberpihakan Publik

MONITOR, Jakarta - Komisi III DPR RI mendorong pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk…

6 jam yang lalu

Bertemu Ketua Parlemen Korsel, Puan Dorong Kerja Sama Investasi Hijau dan Budaya

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani melakukan pertemuan bilateral dengan Ketua Majelis Nasional…

6 jam yang lalu

Menteri Maman Dukung Optimalisasi Layanan dan Pelindungan UMKM Papua

MONITOR, Papua - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan dukungannya terhadap…

7 jam yang lalu

Kick Off HGN 2025, Menag Nasaruddin Tekankan Pentingnya Integrasi Ilmu dan Iman bagi Para Guru

MONITOR, Cirebon - Menteri Agama Nasaruddin Umar, membuka secara resmi kegiatan Kick Off Hari Guru…

7 jam yang lalu

Menag Lantik 21 Pejabat Kemenag; Mulai dari Rektor UIN, Kepala Kanwil hingga Kepala Biro PTKN

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar melantik 21 pejabat Kemenag, yang terdiri dari Rektor…

9 jam yang lalu

Singgung Isu Tata Kelola AI di Forum MIKTA, Puan Serukan Keadilan

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani berbicara soal transisi energi dan tata kelola…

11 jam yang lalu