MONITOR, Jakarta – Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menegaskan bahwa biaya untuk menggelar aksi May Day adalah uang hasil iuran setiap anggota KSPI. Ia pun menampik, jika dana untuk aksi dicurigai berasal dari donasi Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
“Kami tidak minta pada siapapun. Sekalipun dengan Pak Prabowo yang kami capreskan, tidak ada uang satu rupiah pun yang kami minta atau diberi. Ini murni dari buruh. Itu dibayar oleh iuran. Kami di KPSI, tiap buruh itu ada iuran 1 persen dari upah,” kata Said di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (1/5).
Ia kemudian menjelaskan bahwa iuran tersebut diperoleh dari pemotongan gaji para anggota KSPI sebesar 1 persen. Kemudian, iuran tersebut digunakan untuk keperluan pendidikan, pembelaan hak-hak buruh hingga bantuan hukum proses PHK.
“60 persen dari 1 persen itu digunakan serikat pekerja di tingkat perusahaan untuk apa? Pendidikan, pembelaan, negosiasi perjanjian kerja bersama, proses kalau ada PHK pengadilan industrial. 40 persen perangkat,” paparnya.
Said menegaskan iuran tersebut sah dibenarkan oleh International Labor Organization atau ILO. “Saya rasa iuran itu adalah sah dan konvensi ILO membenarkan secara internasional,” tutupnya.
MONITOR, Nganjuk - Setelah mengunjungi Daerah Irigasi Siman di pagi hari, Menteri Pekerjaan Umum (PU)…
MONITOR, Jakarta - Timnas Futsal Putri Indonesia berhasil meraih kemenangan gemilang atas Myanmar dengan skor…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal memastikan berita dibukanya lowongan kerja Pendamping…
MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir menyambut terpilihnya calon pimpinan KPK dan…
MONITOR, Jakarta - Isu kemiskinan dan kelaparan menjadi isu yang sama-sama diserukan oleh Ketua DPR…
MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo meminta Pemerintah untuk…