MONITOR, Jakarta – Di tengah kesibukan guna mengimplementasikan program pembangunan pertanian, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengundang para menteri pendahulunya untuk berdiskusi memajukan pertanian di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Senin (30/4).
Para menteri pendahulu yang hadir yakni Syarifudin Baharsyah, Justika Baharsyah, Suswono, dan hadir pula mantan Wakil Mentan, Rusman Heriawan, mantan Sekretaris Jenderal, Memed Gunawan, mantan pejabat Sujais dan mantan Sekretaris Menteri, Saubari.
Hal yang menarik patut disimak adalah, sejak awal kedatangan para seniornya, satu persatu disambut Amran dengan ramah dan humble. Para seniornya dilayani dan disapa satu-persatu dengan lembut dan sabar.
Bahkan Amran tidak segan memapah dan mengantar bolak-balik pada menteri pendahulunya. Tidak membeda-bedakan satu dengan yang lain. Amran memperlakukan para seniornya persis seperti memperlakukan orangtuanya sendiri.
Suasana akrab dan kekeluargaan, tidak hanya pada saat penyambutan dan menghartakan seusai pertemuan. Pada saat berdialog pun dalam suasana bahagia. Amran mampu menciptakan suasana penuh ceria, dan diselingi dengan canda dan ketawa, betul betul penuh kekeluargaan, keakraban dalam keluarga besar pertanian.
Pada diskusi, tercetus ide dan gagasan membangun Museum Pertanian. Langkah awalnya adalah memanfaatkan Museum Tanah yang ada saat ini di Jalan Juanda Bogor. Infrastruktur yang ada dimanfaatkan dan secara bertahap dibangun dan dilengkapi berbagai berbagai barang bersejarah. Untuk pengembangannya nanti, akan dibentuk dan dikelola oleh suatu yayasan.
Museum Pertanian diharapkan mampu menggambarkan sejarah pertanian masa lampau, menggali kekayaan pertanian nasional, menonjolkan upaya konservasi keragaman genetik, varietas lokal, misalnya ketam hitam dan lainnya. Selain itu, diharapkan mampu menyajikan sejarah berbagai peralatan pertanian jaman dulu hingga saat ini.
Disamping itu juga, dibangun sejenis miniatur kondisi pertanian masa depan, yakni Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia 2045. Saat ini sudah ada Museum Perkebunan yang berada di Pusat Penelitian Kelapa Sawit di Marihat Medan. Di situ disajikan sejarah perkebunan sejak Jaman Belanda, sehingga artefak-artefak pun didatangkan dari Belanda. Ini artinya juga menggambarkan perkebunan kita berkaitan dengan negara lain.
Amran mengatakan, ide-ide besar dari para senior harus diwujudkan. Tidak saja berguna bagi generasi jaman now, tapi juga warisan bagi generasi mendatang.
“Ini juga sebagai pemicu bagi anak muda untuk berminat terjun ke pertanian,” katanya.
Selanjutnya Amran pun berpesan “ingat, kalau ingin sukses, mau berhasil, hormatilah orang tuamu, guru, atasan dan senior-seniormu”.
Atas hal ini, Mentan tahun 1993-1998 Sjarifuddin Baharsjah mengapresiasi Mentan Amran Sulaiman karena di tengah kesibukanya meminta saran untuk memajukan pembangunan pertanian. Pertemuan ini mencetuskan susulan program pembangunan Museum Pertanian.
“Museum Pertanain penting sekali untuk bangkitkan kepedulian generasi muda sekarang untuk terlibat aktif guna perkembangan sektor pertanian di Indonesia,” ujarnya.
MONITOR, Jakarta - Berikut jadwal sepakbola malam ini menyajikan laga menarik antara Ipswich Town bertemu…
MONITOR, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menjalin sinergi lintas sektor guna meningkatkan efektivitas…
MONITOR, Jakarta - Pertamina Eco RunFest 2024 yang berlangsung di Istora Senayan Jakarta pada Minggu…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) memberi penghargaan kepada lima qari, qariah, dan hafiz yang…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) terus berupaya mengangkat juara Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) internasional…
MONITOR, Jakarta - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir berterima kasih kepada para sponsor yang makin…