Categories: EKONOMI

Bisnis Koperasi Disarankan Adopsi Strategi Pengembangan Kewirausahaan

MONITOR, Jakarta – Bisnis koperasi disarankan mengadopsi strategi pengembangan kewirausahaan dalam konteks internal dan eksternalnya dengan melibatkan pendekatan ACT yakni "Affordable, Creativity, Technology".

Kepala Bagian Data Kementerian Koperasi dan UKM Catur Susanto mengatakan, perlunya menerapkan pola pendekatan strategi membangun bisnis koperasi di era modern dengan mengembalikan secara mendasar bahwa organisasi dan usaha koperasi merupakan dari, oleh, dan untuk anggota berdasar konsep kewirausahaan.

"Sebagai entitas bisnis di tengah-tengah persaingan yang semakin kompetitif usaha koperasi harus secara cepat mengadaptasi berbagai perubahan lingkungan internal maupun ekternal global yang berkembang sangat dinamis," katanya di Jakarta, Senin (16/4).

Ia pun menyarankan dilakukannya reformulasi strategis bisnis koperasi yang mencoba mengkolaborasikan strategi pengembangan kewirausahaan dalam konteks internal dan eksternal koperasi melalui pendekatan ACT.

Menurut dia, hal ini sangat relevan dengan bergulirnya Program Reformasi Total Koperasi Melalui Kewirausahaan melalui Reorientasi, Rehabilitasi, dan Pengembangan Koperasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM.

"Secara definisi operasional pendekatan tersebut dapat diuraikan dalam sisi keterjangkauan, kreativitas, dan teknologi," katanya.

Ia berpendapat, bisnis koperasi pada dasarnya sangat sederhana, dengan menitikberatkan dan fokus pada kebutuhan utama anggota merupakan pondasi dasar bagi kekuatan koperasi sehingga ada beberapa hal yang perlu menjadi prioritas sebagai pengelola koperasi dengan beberapa langkah.

Langkah tersebut meliputi menyesuaian bisnis dengan potensi koperasi, keterjangkauan oleh anggota dan masyarakat sekitar, kemudahan mendapatkan bahan baku, dan mengembalikan sasaran pemasaran keanggotaan.

Sementara dalam hal kreativitas, kata Catur, koperasi dapat memulai usaha dengan sesuatu yang diminati anggota, mengamati tren yang berkembang, berpikir "out of the box", hingga mereview kegagalan koperasi lain.

"Sedangkan dari sisi teknologi koperasi dapat memanfaatkan untuk hal pengembangan e-commerce, promosi melalui sosial media, dan berkomunikasi dengan anggota sebagai costumer," katanya.

Catur menekankan bahwa bisnis koperasi, setiap saat dan setiap waktu harus selalu mampu menyesuaiakan diri sehingga anggota sebagai "captive" market koperasi akan semakain kuat dan tangguh dalam mengelola segmen pasar utamanya yaitu anggota koperasi serta mampu menjaring anggota- anggota baru untuk bisa tertarik masuk menjadi koperasi.

Recent Posts

Menag Hadiri Halalbihalal PBNU Bersama Anggota Keluarga NU

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas menghadiri Halalbihalal yang digelar Pengurus Besar…

7 jam yang lalu

Mejeng di Turki, Industri Alat Kesehatan Nasional Siap Dobrak Pasar Eropa

MONITOR, Jakarta - Industri alat kesehatan nasional terus berupaya untuk menembus pasar ekspor seiring dengan…

11 jam yang lalu

Konflik Timur Tengah, DPR: Pemerintah Perlu Lakukan Dialog Multilateral

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Helmy Faishal Zaini meminta pemerintah melakukan upaya untuk…

11 jam yang lalu

Ikhtiar Pelindungan Jemaah Indonesia, dari Syarat Istithaah sampai Senam Haji

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama tahun ini kembali mengusung tagline Haji Ramah Lansia. Maklum, data…

14 jam yang lalu

Kemenangan Timnas U-23 Harus Jadi Momentum Mengembangkan Infrastruktur Olahraga Tanah Air

MONITOR, Jakarta - Timnas U-23 Indonesia mencatatkan prestasi gemilang dengan menaklukkan Korea Selatan dalam babak…

15 jam yang lalu

LBH GP Ansor Desak Nadiem Makarim Lindungi Mahasiswa Indonesia dari TPPO Berkedok Magang

MONITOR, Jakarta - LBH Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor mendesak Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan…

17 jam yang lalu