Categories: BISNISEKONOMI

Menyongsong Industri 4.0, Distribusi Logistik Indonesia Harus Diperbaiki

MONITOR, Jakarta – Sebagai penerapan awal Industri 4.0, Indonesia akan berfokus pada lima sektor manufaktur, yaitu makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta industri elektonik. Hal tersebut untuk memberikan arah yang jelas bagi pergerakan industri nasional di masa depan, termasuk fokus pada pengembangan lima sektor manufaktur yang akan menjadi percontohan dan inisiatif nasional dalam upaya memperkuat struktur perindustrian Indonesia.

Ketua Umum Ikatan Ahli Teknik Otomotif (IATO) Indonesia, Gunadi Sindhuwinata menjelaskan di industri otomotif pada perangkat kerasnya sudah banyak melakukan robotisasi. Namun, permasalahannya adalah bagaimana tanpa pengaruh manusia robot tersebut dapat bekerja lebih cepat dan tepat.

Inilah yang sebenarnya menjadi tujuan industri 4.0. Hal ini dapat dilakukan dengan peningkatan kemampuan Artificial Inteligent (AI), digitalisasi, internet dan lain-lain.

"Dilihat dari segi sumber daya manusia saya optimis tenaga yang tersedia cukup mampu untuk beradaptasi dengan teknologi di industri 4.0, sehingga tidak perlu dirisaukan. Secara keseluruhan masalah utama sebenarnya adalah skala ekonomi," ujar Gunadi dalam perbincangan bisnis bertemakan 'Membedah Revolusi Industri 4.0', Jakarta, Kamis (12/4).

Di tempat yang sama Sekjen Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Ernovian G. Ismy menjelaskan di industri tekstil dan garmen perkembangan teknologi terjadi setiap tahun, saat ini semua mengalami perubahan termasuk perilaku konsumen.

Teknologi canggih diharapkan dapat mengintegrasikan dari pengadaan bahan baku, proses produksi hingga penjualan.

Selain menuju ke industri 4.0 pemerintah juga harus mempersiapkan pasarnya. Disisi sumber daya manusia, saat ini industri pertekstilan sudah bekerjasama dengan kementrian perindustrian untuk melakukan pelatihan.

"Untuk sektor infrastruktur di industri, kalau dari segi produksi hampir semua sudah menggunakan mesin canggih. Namun, jika dari segi distribusi masih harus dipertanyakan jalur logistik sudah terintegrasi belum antara darat, laut dan udara. Hingga saat ini biaya logistik di Indonesia merupakan paling mahal di Asean," jelas Ernovian.

Senada dengan Ernovian G Ismy, menurut Wakil Sekjen Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia GAPMMI, Astri Wahyuni penerapan industri 4.0 tidak hanya pada manufacturing tetapi juga harus dapat diterapkan hingga pendistribusian barang ke konsumen. Sehingga mindsetnya tidak hanya robotic manufacturing tetapi ke pasarnya juga harus menggunakan Artificial Inteligent dan lain-lain. Bagi sektor UKM Astri Wahyuni melihat penerapan industri 4.0 bukan pada prosesnya tetapi lebih ke pasar seperti penggunaan e-commerce untuk dapat mencapai konsumen secara langsung dan lebih cepat. 

Recent Posts

TNI Bagikan 15.000 Paket Sembako untuk Masyarakat di Monas

MONITOR, Jakarta - Suasana hangat menyelimuti Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (20/9/2025). Di tengah…

24 menit yang lalu

Menag: Ormas Sebagai Instrumen Penting Pemersatu Umat

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa organisasi masyarakat (ormas) Islam merupakan instrumen…

2 jam yang lalu

DPR Desak Pemerintah Hentikan PSN Kebun Tebu di Merauke yang Rampas Hak Masyarakat Adat

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI Andreas Hugo Pareira menegaskan bahwa proyek…

3 jam yang lalu

Kemenag Dorong Percepatan Ditjen Pesantren, Tertunda dan Diharapkan

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) mendorong percepatan terbentuknya Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren. Direktur Jenderal…

6 jam yang lalu

DPW PPP Kalsel Gelar Rakorwil, 13 DPC Solid Dukung Agus Suparmanto

MONITOR, Banjarmasin - DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kalimantan Selatan menggelar Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil)…

7 jam yang lalu

Bakamla Gelar Rendezvous Bersama APMM di Perairan Selat Malaka

MONITOR, Selat Malaka - KN. Belut Laut-406 yang dikomandani oleh Letkol Bakamla Haslul Prio Widiatmoko…

10 jam yang lalu