Categories: HUMANIORASOSIAL

Tak Elok Membandingkan Budaya Indonesia dengan Syariat Islam

MONITOR, Jakarta – Puisi kontroversial yang dibacakan Sukmawati Soekarnoputri saat menghadiri acara 'Anne Avantie Berkarya' dikecam banyak kalangan. Tak heran, sebab sajak tersebut memuat kalimat-kalimat yang diduga melecehkan simbol-simbol agama Islam.

Wakil Sekretaris MUI bidang Pendidikan dan Kaderisasi Ulfah Mawardi mengatakan, lirik puisi tersebut sangat kurang tepat karena membandingkan antara konde dan cadar. Terlebih antara suara nyanyian merdu dengan adzan.

"Membandingkan antara produk budaya dengan syariat Islam itu tidak tepat," ujar Ulfah kepada MONITOR, Rabu (4/4).

Kendati tak sepakat, Ulfah memahami bahwa puisi adalah karya seni yang sengaja dibuat penciptanya untuk autokritik khususnya bagi ummat Islam sendiri. Ia pun mengimbau agar masyarakat tak buru-buru menghakimi putri Soekarno itu lantaran ketidaktahuannya dalam memahami syariat Islam.

"Ini kritik sekaligus ajakan untuk ke masjid lewat suara adzan lebih di utamakan daripada menghadiri konser-konser musik ya g bahkan berbayar, misalnya. Maka kita juga jangan buru-buru menghakimi sang pembuat puisi, jika memang karena keterbatasan pemahaman agama bu Sukma sehingga dia khilaf, maka kita sebagai orang beragama dianjurkan memaafkan sembari memperbaiki dan mengajarkan pengamalan agama yg baik dan benar," ujar Wasekjen Kowani ini menuturkan.

Perempuan asal Makassar ini pun mengingatkan, sungguh tak elok apabila membanding-bandingkan budaya bangsa dengan syariat Islam. Maka itu, ia meyakini penduduk Indonesia yang mayoritas Muslim bisa menghadirkan budaya Indonesia yang Islami.

"Jangan sesekali memperhadap-hadapkan dan mempertentangkan budaya Indonesia dengan syariat Islam," tegas Ulfah.

Khususnya kepada kaum perempuan, Ulfah mengatakan para ibu sebagai Madrasatul 'Ula yaitu pendidik pertama dan utama bagi generasi berkewajiban mendidik anak dengan pemahaman agama dan kecintaan terhadap tanah air Indonesia secara utuh, holistik integratif, tidak terpisahkan.

"Dengan begitu, akan lahir generasi Islam yang rahmatan lil alamin, berguna bagi agama, bangsa dan negara. Itulah peran ibu indonesia, ibu bangsa, ibu pertiwi," pungkasnya.

Recent Posts

PUPR Lanjutkan Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Badan Usaha Jalan Tol…

39 menit yang lalu

Komisi III Cek Persiapan Keamanan Jelang Berlangsungnya ‘World Water Forum’ ke-10 di Bali

MONITOR, Jakarta - Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi III DPR RI melakukan pengecekan persiapan keamanan jelang…

1 jam yang lalu

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

MONITOR, Jakarta – Industri energi di Indonesia saat ini tengah berhadapan dengan trilema energi, yakni…

3 jam yang lalu

Pemerintah Akselerasi Sertifikasi Halal Produk Makanan dan Minuman di 3.000 Desa Wisata

MONITOR, Jakarta - Pemerintah mengakselerasi sertifikasi halal bagi produk makanan dan minuman di destinasi wisata.…

3 jam yang lalu

Merintis Destinasi Pariwisata Berkelanjutan, Dua Pengusaha Berkolaborasi

MONITOR, Jakarta – Visi pengembangan pariwisata berkelanjutan yang mengangkat nilai-nilai lokal Indonesia menjadi perhatian besar…

7 jam yang lalu

Berangkatkan Mahasiswa ke Tiga Negara, UIN Jember Rilis Overseas Student Mobility Program

MONITOR, Jakarta - Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember…

8 jam yang lalu