Categories: EKONOMIINDUSTRI

Menperin Ungkap Penyebab Industri Kerajinan Perak Mampu Bertahan

MONITOR, Yogyakarta – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meyakini, industri kerajinan perak di Indonesia mampu berdaya saing di pasar internasional karena memiliki berbagai keunggulan seperti desain dan kualitas produknya. Hal itu terbukti, seiring perkembangan teknologi, sektor ini masih mengandalkan buatan tangan para pengrajinnya dalam proses produksi.

“Ini salah satu bukti talent kita yang tetap kompetitif. Di industrinya, sektor ini punya nilai tambah tinggi. Mulai dari bahan baku sampai barang jadi, nilai tambahnya bisa mencapai di atas 50 persen, kata Airlangga Hartarto kepada wartawan ketika mengunjungi sentra pengrajin perak di Kotegede, Yogyakarta, Kamis (29/3).

Menperin menjelaskan, Kotagede merupakan salah satu klaster atau kelompok industri kerajinan perak yang sudah lama dikenal dan masih lestari. Untuk itu, Kementerian Perindustrian mendorong sektor yang mayoritas skala industri kecil dan menengah (IKM) ini ke arah klaster karena para pelaku usahanya akan mudah mendapatkan bahan baku dan memasarkan produknya.

Bahkan, kompetensi para pengrajinnya akan semakin meningkat karena mereka berkumpul. Ini bisa terus menjaga keberlangsungan produktivitasnya. Konsepnya adalah one village one product, jadi perak menjadi kekuatan Kotagede. Di tempat lain juga ada, seperti yang berbasis produk kulit, paparnya.

Airlangga menyampaikan, industri kerajinan sebagai salah satu sektor yang tengah diprioritaskan pengembangannya. Alasannya, karena mampu menghasilkan nilai tambah tinggi, berdaya saing global, berorientasi ekspor, menyerap banyak tenaga kerja, serta didukung dengan ketersediaan sumber bahan baku yang cukup.

Berdasarkan catatan Kemenperin, industri kerajinan di dalam negeri lebih dari 696 ribu unit usaha dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 1,32 juta orang. Sementara itu, sampai dengan November tahun 2017, nilai ekspor produk kerajinan tahun 2017 berada di angka USD776 juta, naik 3,8 persen dibanding tahun 2016 sekitar USD747 juta.

Salah satu showroom kerajinan perak yang masih eksis di Kotagede adalah HS Silver yang telah berdiri sejak tahun 1953. Di showroom, HS Silver tidak hanya memajang produk saja, tetapi juga menyediakan ruang workshop. Para pengunjung bisa melihat secara langsung proses produksi kerajinan perak yang dibuat secara handmade oleh para pengrajin.

Recent Posts

Haji 2024, Ada 554 Kloter Jemaah dengan Tiga Bandara Layani Fasttrack

MONITOR, Jakarta - Pada penyelengaraan ibadah haji 1445 H/2024 M, Indonesia akan memberangkatkan 241.000 jemaah.…

33 menit yang lalu

Lantik PAW Anggota MPR, Bamsoet Ajak Seluruh Elemen Bangsa Perkuat Persatuan Indonesia

MONITOR, Jakarta - Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengingatkan…

1 jam yang lalu

Gelar Temu Bisnis, Kemenperin Jodohkan IKM Pangan dan Furnitur dengan Ritel

MONITOR, Jakarta - Upaya Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong kemandirian Industri Kecil Menengah (IKM) salah satunya…

3 jam yang lalu

DPR Dukung Satgas Pemberantasan Judi Online Libatkan Kementerian dan Lembaga

MONITOR, Jakarta - Komisi III DPR RI mengapresiasi rencana Presiden Jokowi yang akan membentuk Satuan…

6 jam yang lalu

Sinergi dengan USAID, Pertamina Tingkatkan Komitmen Keberlanjutan

MONITOR, Jakarta - Pertamina dan United States Agency for International Development (USAID), melalui program Sustainable Energy for…

7 jam yang lalu

Kemenag: 195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama terus melalukan percepatan penerbitan visa jemaah haji Indonesia. Hingga hari…

8 jam yang lalu