Categories: HUMANIORASOSIAL

MUI Minta Pemerintah Tegas Tertibkan Penggunaan Sosmed di Indonesia

MONITOR, Jakarta – Maraknya penyebaran berita bohong (Hoaks) dan ujaran kebencian yang selama ini begitu menjamur di media sosial (medsos) membuat Majelis Ulama Indonesia geram dan meminta kepada pemerintah untuk bertindak tegas dalam memberantas oknum yang dengan sengaja menyebarkan hal itu.

Sekertaris Jendral Majelis Ulama Indonesia (MUI) Masduki Baidowi mengatakan saat fungsi medsos sudah disalahgunakan oleh oknum penyebar berita bohong yang disebutnya sebagai penumpang gelap. 

Oleh Karena itu Masduki meminta agar pemerintah dengan tegas untuk menertibkan penggunaan sosmed di Indonesia.

"Hoaks ini  sangat berpotensi memecah belah bangsa jadi kita harus menjaga bersama, saat ini media sosial sudah menjadi  sebuah  kekuatan bukan lagi media mainstrim,  TV juga saat ini sudah mulai ditinggal," kata Baidowi dalam diskusi yang bertajuk 'antara kebebasan berpendapat, hoaks dan ujaran kebencian,' digelar di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (21/3).

Menurutnya, penggunaan media sosial saat ini begitu berbahaya apalagi sampai memuat berita bohong dan ujaran kebencian.

Sementara itu pihak perusahaan penyedia medsos. Kata Baidowi seolah-olah menutup mata terkait maraknya penyebaran berita yang tidak benar tersebut. 

Ia berpendapat agar dalam hal ini pemerintah harusnya menarik pajak yang tinggi terhadap perusahaan media sosial serta memberikan sanksi tegas apabila perusahaan tersebut tidak membantu pemerintah dalam memberantas penyebaran berita hoaks.

Selain itu Baidowi juga menghimbau kepada pemerintah Indonesia yang harusnya meniru pemerintah Jerman terkait pemberlakuakan aturan didunia Maya. 

Ia mengatakan pemerintah Jerman mematok harga tinggi kepada perusahaan media sosial dan bersikap tegas dalam meredam penyebaran berita hoaks itu. Dalam waktu 24 jam apabila tidak merespon akan ditindak tegas.

"Harus ada regulasi seperti itu menerapkan hukum positif terhadap pembuat hoaks dan memberikan sanksi tegas pada perusahaan sosmed. Misalnya Di Jerman, kalau ada berita hoaks yang tidak diblokir (Oleh perusahaan medsos) dalam waktu satu 1 X 24  jam maka perusahaan itu dikenakan sangsi yang tegas dan denda adminstrasi," tandasnya.

Recent Posts

Menag Dorong PTKI Jadi Pelopor Fikih Lingkungan

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Republik Indonesia Prof. Nasaruddin Umar mendorong perguruan tinggi keagamaan Islam…

18 menit yang lalu

Bedah Buku ‘The Road of Faith’, Cermin Iman dan Keteladanan Jenderal TNI

MONITOR, Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menghadiri acara bedah buku berjudul “The…

2 jam yang lalu

Menag: Alumni PTKIN Harus Jadi Ilmuwan dan Cendekiawan

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa alumni Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri…

8 jam yang lalu

MAN 2 Surakarta Kembali Bawa Pulang Medali Emas FIKSI Nasional

MONITOR, Jakarta - Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Surakarta kembali meraih Medali Emas pada Festival…

13 jam yang lalu

Terkait Umrah Mandiri, Gus Irfan Tegaskan Keberadaan PPIU Tetap Dibutuhkan Masyarakat

MONITOR, Jakarta - Pemerintah resmi memperbolehkan pelaksanaan umrah mandiri. Kebijakan tersebut tertuang dalam Undang-Undang Nomor…

14 jam yang lalu

Kemenperin Terus Kembangkan Industri Kreatif Jadi Pilar Ekonomi Baru Dunia

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu pengembangan industri kreatif sebagai salah satu pilar…

16 jam yang lalu