Categories: NASIONALPEMERINTAHAN

Terangi Desa di Perbatasan RI-Malaysia, Kementerian ESDM Resmikan PLTS

MONITOR, Nunukan – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) meresmikan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terpusat di desa Tepian, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Sabtu (10/3).

"Sesuai visi Nawacita bapak Presiden, kami memang memprioritaskan penyediaan listrik di daerah-daerah terdepan, terluar dan terpencil (3T)," ujar Direktur Jenderal EBTKE Rida Mulyana saat meresmikan PLTS desa Tepian. Seperti dikutip esdm.go.id. PLTS berkapasitas 75 KW ini dapat menerangi sekitar 140 rumah dan empat fasilitas umum (fasum) dengan perhitungan masing-masing rumah (kecuali fasum) memperoleh daya 220 W dengan batasan penggunaan sebesar 600 Wh.

Listrik bukan hanya sekedar menerangi namun sudah merupakan peradaban, anak-anak bisa belajar malam hari dengan baik, mengaji pada malam hari bisa lebih lama, dan juga bisa searching internet sehingga terhubung dengan dunia luar, apalagi kabupaten Nunukan merupakan salah satu daerah di indonesia yang berbatasan langsung dengan Malaysia, sehingga ini menjadi pengikat NKRI. Hal inilah yang menjadi alasan Presiden membangun dari daerah terdepan (daerah perbatasan) supaya tidak ada lagi WNI yang memlih untuk pindah kewarganegaraan karena pembangunan yang timpang dengan negara tetangga

Dana pembangunan PLTS ini sebesar Rp. 5,9 miliar, dan telah beroperasi sejak Desember 2017. Ditemui di kesempatan yang sama, Kepala Desa Tepian Nurdiansyah mengatakan pembangunan PLTS ini meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa, khususnya di sektor pertanian dan pendidikan.

"Dulu pengolahan hasil pertanian masih manual, sekarang sudah pakai alat-alat elektronik sehingga berdampak pada meningkatnya hasil produksi," kata Nurdiansyah. "Kegiatan belajar-mengajar pun jadi lebih kreatif karena sekarang di sekolah banyak menggunakan media audio visual."

Sebelum dibangunnya PLTS ini, warga hanya mengandalkan pencahayaan tradisional seperti lilin dan petromak. Hanya segelintir warga dapat menikmati listrik yang bersumber dari genset, dengan konsekuensi harga yang harus dibayar sangat besar. Penggunaan genset menghabiskan dana hingga Rp. 2 juta/bulan per orang. Sedangkan, untuk menikmati listrik dari PLTS ini, warga dibebankan iuran hanya sebesar Rp.50 ribu/orang. "Secara ekonomi sangat membantu karena kini kami dapat mengalokasi anggaran listrik kami untuk kebutuhan lainnya," ungkap salah satu warga desa Tepian, Arnold.

Peresmian PLTS desa Tepian juga turut dihadiri oleh anggota DPR RI komisi 7 Ari Yusnita, Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid, Sekretaris Dirjen EBTKE Wawan Supriatna, dan sejumlah tokoh masyarakat setempat. 

Recent Posts

Menag Hadiri Halalbihalal PBNU Bersama Anggota Keluarga NU

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas menghadiri Halalbihalal yang digelar Pengurus Besar…

4 jam yang lalu

Mejeng di Turki, Industri Alat Kesehatan Nasional Siap Dobrak Pasar Eropa

MONITOR, Jakarta - Industri alat kesehatan nasional terus berupaya untuk menembus pasar ekspor seiring dengan…

7 jam yang lalu

Konflik Timur Tengah, DPR: Pemerintah Perlu Lakukan Dialog Multilateral

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Helmy Faishal Zaini meminta pemerintah melakukan upaya untuk…

8 jam yang lalu

Ikhtiar Pelindungan Jemaah Indonesia, dari Syarat Istithaah sampai Senam Haji

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama tahun ini kembali mengusung tagline Haji Ramah Lansia. Maklum, data…

11 jam yang lalu

Kemenangan Timnas U-23 Harus Jadi Momentum Mengembangkan Infrastruktur Olahraga Tanah Air

MONITOR, Jakarta - Timnas U-23 Indonesia mencatatkan prestasi gemilang dengan menaklukkan Korea Selatan dalam babak…

12 jam yang lalu

LBH GP Ansor Desak Nadiem Makarim Lindungi Mahasiswa Indonesia dari TPPO Berkedok Magang

MONITOR, Jakarta - LBH Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor mendesak Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan…

13 jam yang lalu