Categories: NASIONALPEMERINTAHAN

Sergap, Jurus Kementan Jaga Stabilitas Harga dan Bantu Petani

MONITOR, Pati – Pemerintah membentuk tim khusus, Serap Gabah Petani (Sergap) agar harga gabah petani tidak jatuh di masa panen raya. Demikian diungkapkan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, saat menghadiri panen padi di Desa Wotan, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah (7/2).

Panen padi tersebut dilakukan pada area seluas 1.753 hektar, yang ditanami varietas Inpari 32 dan Ciherang, dengan produktivitas 9,2 ton per hektar. Tinjauan ke wilayah Pati ini, merupakan hari kedua Mentan berkeliling Jawa, untuk memastikan langsung kondisi panen dan harga di lapangan. Sebelumnya, Mentan telah berkunjung ke Jawa Barat. 

Harga gabah sudah turun antara Rp700 hingga Rp1.000 per kilogramnya. Hari ini, harga gabah petani di Pati adalah Rp4.200. Harga ini harus dijaga agar jangan sampai turun lagi. Sehingga, disinilah tim Sergap bergerak langsung. Dalam tim tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) melibatkan Kementerian BUMN, Kementerian Desa & PDT, Bank BRI, Bulog, TNI, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), serta Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA).

"Kesejahteraan petani harus kita perhatikan. Kalau harga di bawah HPP, petani rugi. Petani rugi, petani tidak mau tanam. Harusnya tanam dua kali, bisa jadi hanya tanam satu kali. Prinsip petani sangat sederhana. Kalau sudah untung, dia tanam lagi," Mentan menerangkan.

Untuk Harga Pembelian Pemerintah (HPP), adalah sebesar Rp3.700. Tetapi, pemerintah mengambil langkah awal, dengan menerapkan fleksibilitas, sudah diputuskan dalam Rapat Koordinasi (Rakor), yaitu Rp4.070 agar petani terselamatkan. Kedua, target serap adalah dua kali lipat sampai dengan bulan Juni dibandingkan tahun lalu, yaitu 2,2 juta ton beras atau setara dengan 4,4 juta ton gabah.

"Jadi, perhatian pemerintah, Bapak Presiden, Bapak Wakil Presiden, selalu perintahkan jaga petani. Yang dijaga adalah pertama, bagaimana menjaga agar petani untung. Yang kedua, kita menjaga infrastruktur," kata Mentan.

"Pemerintah telah membangun dan memperbaiki irigasi. Kemudian memberikan teknologi yang bisa membuat peningkatan produksi serta peningkatan Indeks Pertanaman. Dan yang tidak kalah pentingnya, ada yang baru dalam sejarah pertanian Indonesia, yaitu asuransi pertanian. Sudah ada beberapa yang menerima asuransi karena sawahnya terdampak kekeringan, banjir, hama dan seterusnya," papar Mentan mengakhiri penjelasan.

Recent Posts

Siswa MAN 2 Banyumas Raih Medali Emas 3rd Indonesian Internasional Invention Expo 2024

MONITOR, Jakarta - Tim riset Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Banyumas meraih medali Emas 3rd…

1 jam yang lalu

Hardiknas 2024, Maxim Laksanakan Serangkaian Kegiatan Edukasi di Berbagai Sekolah di Indonesia

MONITOR, Jakarta - Dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional di tanggal 2 Mei 2024, aplikator penyedia…

2 jam yang lalu

DPR Apresiasi Praktik Moderasi Beragama di Bali

MONITOR, Jakarta - Ketua Komisi VIII DPR, Ashabul Kahfi bersama sejumlah anggota hari ini melakukan…

3 jam yang lalu

MER-C Kecam Israel Terkait Temuan Kuburan Massal di Dua Rumah Sakit di Gaza

MONITOR, Jakarta - Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) mengecam keras Israel terkait temuan kuburan massal…

5 jam yang lalu

Piala Asia U-23 2024, Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak

MONITOR, Jakarta - Tim U-23 Indonesia akan bertemu Irak pada laga perebutan tempat ketiga Piala…

5 jam yang lalu

Panen Jagung Bersama Mentan di Sumbawa, Presiden Jokowi Tekankan Keseimbangan Harga

MONITOR, Sumbawa - Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang…

7 jam yang lalu