Categories: EKONOMI

Pebisnis Indonesia Sukses Meraup Permintaan Produk dari India

MONITOR, Jakarta – Delegasi bisnis Indonesia sukses mendapatkan banyak permintaan produk dari pasar India pada one-on-one business matching Indonesia-India. Potensi transaksinya mencapai USD 2,16 miliar. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Hotel Taj Mahal, New Delhi, India, Senin (22/1), dan merupakan bagian dari rangkaian misi dagang Kementerian Perdagangan ke India.

“Potensi transaksi yang diperoleh dari sesi one-on-one business matching dalam rangkaian misi dagang ini mencapai USD 2,16 miliar, atau setara dengan Rp28,67 triliun,” ungkap Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita di akhir one-on-one business matching.

India merupakan salah satu pasar utama Indonesia. Total perdagangan kedua negara pada tahun 2016 sebesar USD 12,98 miliar. Nilai ini meningkat pada periode Januari-November 2017 menjadi USD 16,55 miliar. Produk Indonesia yang disuplai ke India antara lain batu bara, CPO, tembaga, karet, dan timah.

Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan, Arlinda, mengapresiasi pihak-pihak yang telah berkontribusi atas pencapaian misi dagang untuk meningkatkan penetrasi pasar produk-produk Indonesia di India.

“Kami menyampaikan terima kasih kepada Duta Besar Indonesia untuk India beserta jajaran KBRI New Delhi, Atase Perdagangan New Delhi, dan ITPC Chennai atas kerja keras mereka dalam mempersiapkan segala kegiatan dalam misi dagang di India kali ini,” ujarnya.

Misi dagang Kemendag ke India adalah bagian dari misi ekonomi Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerjanya ke Asia Selatan. Usai dari India, delegasi misi dagang akan menuju Pakistan. Sampai saat ini, telah terdaftar 24 orang delegasi bisnis dari 23 perusahaan Indonesia yang akan berpartisipasi dalam misi dagang Pakistan.

Perusahaan-perusahaan tersebut bergerak di sektor produk pertanian, elektronik, teh, tekstil, kelapa sawit dan turunannya, serta jasa. Dalam kunjungan ke Pakistan, Indonesia juga akan menindaklanjuti kerja sama Indonesia-Pakistan Preferential Trade Agreement (IP-PTA) yang kini dalam masa review.

Recent Posts

KA Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

MONITOR, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan mengoperasikan KA Lodaya relasi Bandung –…

1 jam yang lalu

Menag Hadiri Halalbihalal PBNU Bersama Anggota Keluarga NU

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas menghadiri Halalbihalal yang digelar Pengurus Besar…

8 jam yang lalu

Mejeng di Turki, Industri Alat Kesehatan Nasional Siap Dobrak Pasar Eropa

MONITOR, Jakarta - Industri alat kesehatan nasional terus berupaya untuk menembus pasar ekspor seiring dengan…

12 jam yang lalu

Konflik Timur Tengah, DPR: Pemerintah Perlu Lakukan Dialog Multilateral

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Helmy Faishal Zaini meminta pemerintah melakukan upaya untuk…

13 jam yang lalu

Ikhtiar Pelindungan Jemaah Indonesia, dari Syarat Istithaah sampai Senam Haji

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama tahun ini kembali mengusung tagline Haji Ramah Lansia. Maklum, data…

16 jam yang lalu

Kemenangan Timnas U-23 Harus Jadi Momentum Mengembangkan Infrastruktur Olahraga Tanah Air

MONITOR, Jakarta - Timnas U-23 Indonesia mencatatkan prestasi gemilang dengan menaklukkan Korea Selatan dalam babak…

16 jam yang lalu