MONITOR, Jakarta – Wakil Ketua Komisi VI DPR Azam Asman menyayangkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) belum memiliki data riil sebaran beras yang beredar di masyarakat. Padahal data itu diperlukan agar pemerintah bisa membuat suatu kebijakan dengan benar.
"Di mana data gudang seluruh Indonesia? Kalau enggak punya data bagaimana mau ambil keputusan," kata Azam.
Jika data tersebut tidak ada, Azam khawatir hal tersebut bisa menimbulkan kecurigaan di kalangan masyarakat terhadap apa yang dilakukan pemerintah dalam memutuskan impor beras tersebut. Terlebih di era perkembangan teknologi saat ini, menyediakan data bukanlah hal yang sulit dilakukan.
"Supaya dicatat semua dan dilaporkan dari waktu ke waktu. Ini sudah era teknologi. Ini sebagai dasar pengambilan keputusan. Berapa panen yang laku. Disimpan di mana barang ini, berapa stoknya, kalau tidak ada kita kan patut curiga. We have to speak by data," kata Azam.
Bulog sendiri melakukan langkah cepat begitu mendapat penugasan pemerintah untuk impor beras 500 ribu ton. Adapun lelang tersebut hanya boleh diikuti oleh anggota asosiasi dari negara-negara produsen yang dituju, yakni Thailand, Vietnam, India, Pakistan, dan Myanmar.
"Proses (lelang) sejak tadi malam (Senin, 15/1) sudah dibuka di website kami. Siapapun boleh mendaftar sepanjang memenuhi persyaratan tender," kata Direktur Bulog Djarot Kusumadjakti.
MONITOR, Jakarta - Tiga siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Pati memboyong dua medali emas…
MONITOR, Jakarta - Presiden Joko Widodo berpendapat kerja sama tim menjadi hal krusial dalam menjaga…
MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta jajaran Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah…
MONITOR, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan mengoperasikan KA Lodaya relasi Bandung –…
MONITOR, Jakarta - Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas menghadiri Halalbihalal yang digelar Pengurus Besar…
MONITOR, Jakarta - Industri alat kesehatan nasional terus berupaya untuk menembus pasar ekspor seiring dengan…