Terowongan Diduga Peninggalan Zaman Islam Pajang Ditemukan di Sukoharjo

MONITOR, Sukoharjo – Terowongan diduga peninggalan zaman Kerajaan Islam Pajang ditemukan dan terbengkalai di Desa Siwal, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo. 

Namun demikian, terowongan ini masih bisa difungsikan, hanya saja bagian akses keluar masuk tertutup lumpur sawah. Panjang terowongan ini diperkirakan antara 5-10 kilometer, tembus ke komplek bekas Keraton Pajang.

Menurut Sekretaris Desa Siwal, Kecamatan Baki, Sukoharjo, Yusuf Efendi, mengatakan bahwa terowongan yang biasa disebut warga sebagai 'Terowongan Robos' ini sudah ada sejak lama.Posisinya berada dibawah lahan pertanian di Dusun Siwal, Desa Siwal, Baki, Sukoharjo. Akses keluar masuk tepat di tepi sungai desa.

Beberapa warga pernah mencoba menelusuri terowongan tetapi belum pernah berhasil selesai sampai akses seberang, sehingga belum pernah ada yang membuktikan ujung ke ujung dari terowongan tersebut. 

"Kalau dilihat dari luar kan struktur akses masuknya nampak berupa tanah keras atau padas," kata Yusuf seperti dikutip dari elshinta.com di Jakarta, Jum'at dinihari (12/1).

Menurut Yusuf, keberadaan terowongan ini tidak lepas dari lokasi bekas Keraton Pajang di Desa Makamhaji, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo. Sehingga ada kemungkinan menjadi salah satu situs bersejarah terkait dengan Kerajaan Pajang.

Ia berharap pihak terkait atau pun pemerintah turun meneliti kemungkinan terdapat unsur historis dari terowongan tersebut. Karena selain terowongon, ditemukan juga petilasan berupa sumber air dan juga arca sapi berukuran cukup besar di kitaran Desa Siwal ini. 

"Dengan potensi wisata sejarah yang dimiliki, Siwal bisa berkembang menjadi desa wisata sejarah," harapnya.

Menurut penuturan salahsatu warga, Sri Lestari, Terowongan Robos tidak mengalami perubahan sejak dulu, tetapi karena berada di lahan persawahan dan tepi sungai, akses tertutup lumpur, hanya menyisakan rongga kecil yang cukup dimasuki orang dengan merayap atau posisi duduk.

Selama ini belum ada upaya membuka dan membuktikan kondisi dalam terowongan, selain mitos angker, warga setempat yang ingin masuk terowongan juga khawatir adanya binatang berbahaya seperti ular bersarang di dalam terowongan. 

"Yang paling sering muncul disekitar lokasi terowongan ya ular dengan ukuran besar," ujarnya.

Recent Posts

BSKJI Kemenperin: Standar Industri Hijau Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian terus berupaya untuk meningkatkan daya saing industri manufaktur yang menerapkan…

2 jam yang lalu

Kasdim 1710/Mimika Berikan Materi Kepemimpinan Pancasila Kepada Peserta Pelatihan

MONITOR, Jakarta - Kasdim 1710/Mimika, Mayor Inf Abdul Munir memberikan materi tentang Etika dan Integritas…

3 jam yang lalu

LSAK: KPK Jangan Main-main Kasus eks Wamenkumham

MONITOR, Jakarta - Lembaga Studi Anti Korupsi (LSAK) meminta KPK untuk tidak main-main terkait tindak…

4 jam yang lalu

Kemenag akan Fasilitasi Santri Aktif di Dunia Digital

MONITOR, Jakarta - Santri identik dengan penguasaan ilmu agama. Kemenag berharap santri lebih aktif dalam…

5 jam yang lalu

Jumpa CEO Al-Nassr Sports Club, Menpora Dito Bahas Kerjasama Pengembangan Olahraga Indonesia

MONITOR, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo terus mempererat…

5 jam yang lalu

Usai Bertemu KSAD, Ketua MPR RI Dorong Peningkatan Alutsista dan Kesejahteraan Prajurit

MONITOR, Jakarta - Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mendorong…

6 jam yang lalu