MONITOR – Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Kamis (21/12) menggelar sidang darurat atas permintaan negara-negara Muslim terkait keputusan Amerika Serikat (AS) yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Dilansir Washington Post, sebelum sidang berlangsung, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut PBB sebagai "rumah kebohongan".
Diakuinya bahwa resolusi tersebut akan melebar, dan Israel "Benar-benar menolak pemungutan suara ini sebelum dibuat," tegas Netanyahu.
Pengakuan Presiden AS Donald Trump atas Yerusalem 6 Desember lalu telah mengubah kebijakan AS selama beberapa dekade terakhit. Langkah tersebut memicu kemarahan Palestina dan dunia.
Kendati demikian, Netanyahu mengatakan bahwa Yerusalem tetap menjadi ibu kota Israel terlepas dari hasil pemungutan suara dalam sidang Majelis Umum PBB.
MONITOR, Pekanbaru - Menteri BUMN Erick Thohir terus membuktikan dukungannya dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil,…
MONITOR, Jakarta - Presiden Joko Widodo bersama sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju menggelar rapat terbatas…
MONITOR, Jakarta - Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mendukung…
MONITOR, Jakarta - Kampus Akademi Bisnis Lombok (AKBIL) sukses menyelenggarakan Webinar Nasional dengan tema “Strategi…
MONITOR, Banyuwangi - Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, Suwandi meninjau area pesawahan di Desa…
MONITOR, Jakarta - Koperasi adalah salah satu jenis usaha yang berperan penting untuk perekonomian masyarakat.…