Sabtu, 20 April, 2024

Jelang Natal, KPPU Perketat Pengawasan Distribusi Komoditas Pangan

MONITOR, Jakarta – KPPU beserta Tim Satgas Pangan hari ini melakukan Video Conference di Mabes Polri kepada seluruh Polda dan lembaga terkait di Indonesia, Senin (11/12). Acara yang dipimpin oleh Kapolri tersebut dihadiri juga oleh Menteri Pertanian, Menteri Perindustrian, Dirjen  Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Kabulog dan Perwakilan dari BPOM.

Video conference antara Kapolri beserta Pejabat Utama Mabes Polri dan para Kapolda beserta jajarannya ini diselenggarakan dalam rangka mengantisipasi kenaikan harga pangan jelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru. Dimana momen tersebut rawan dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu dengan menaikan harga untuk memperoleh margin harga dan keuntungan yang eksesif.

"Ya, ini merupakan langkah antisipasi dan merupakan langkah lanjutan dari kinerja Satgas Pangan sebelumnya Pada saat puasa dan idul fitri untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan strategis menjelang Natal dan Tahun Baru," kata Tito. Lebih jauh Tito menjelaskan bahwa koordinasi hari ini sekaligus juga menjadi alarm, sending message kepada para pelaku usaha yang hendak berlaku curang agar tidak main-main menaikkan harga dalam momen jelang Natal dan Tahun Baru ini.

Persiapan langkah-langkah antisipasi lonjakan harga dan kelangkaan stok pangan strategis telah dilakukan Polri sejak satu bulan lalu. KPPU juga turut serta berperan aktif dalam upaya tersebut bersama dengan instansi lainnya. Langkah-langkah yang telah dilakukan kppu adalah, pertama, memetakan pola produksi dan distribusi Komoditas pangan strategis yang terdiri dari 11 Komoditas, yaitu beras, minyak goreng, gula pasir putih, bawang merah, bawang putih, kedelai, jagung, Daging Sapi, cabai rawit merah, Terigu, dan ayam potong. Kedua, memetakan potensi terjadi pelanggaran Dalam rantai distribusi, yaitu potensi  penimbunan dan potensi terjadi nya praktek monopoli dan kartel (persekongkolan untuk mengatur harga serta pasokan ke pasar). Ketiga, memetakan pelaku usaha utama di setiap Komoditas pangan strategis.

- Advertisement -

Ketua KPPU Syarkawi Rauf juga menjelaskan bahwa kordinasi antar intansi untuk bersinergi menjaga stabilitas harga dan pasokan bahan pangan jelang Natal dan Tahun Baru ini telah dilakukan sejak satu bulan lalu. "Hari ini KPPU menghadiri undangan Kapolri untuk melakukan Video Conference dengan para Kapolda beserta jajarannya untuk memastikan bahwa harga dan pasokan pangan di daerah-daerah tetap stabil dan mencukupi" kata Syarkawi. KPPU sendiri dijelaskan oleh Syarkawi telah melakukan langkah antisipatif dengan melakukan pemantauan dan pemetaan jalur distribusi dan produksi bahan pangan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemetaan pelaku usaha nya dan pola-pola perilakunya.

Dari Video Conference diketahui bahwa stok bahan pangan masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan jelang Natal dan Tahun Baru 2018, baik Komoditas pangan yang dihasilkan sendiri di Dalam negeri maupun yang kita impor,  seperti kedelai, daging sapi dan white sugar. Namun demikian untuk memastikan kestabilan harga dipasar Satgas Pangan tetap akan ikut memantau pelaksanaan  operasi pasar sehingga pasokan dan harga Komoditas pokok tetap stabil. 

Dalam arahannya, Kapolri meminta seluruh polda untuk segera melakukan koordinasi dengan para stakeholder di daerah termasuk KPPU daerah. Kapolri juga meminta agar Satgas Pangan melakukan soft approach kepada para pelaku usaha. Jika kemudian terjadi kenaikan harga, agar diteliti penyebabnya dan bila ditemukan adanya pelanggaran agar segera dilakukan tindakan penanganan yang tidak over reactive agar situasi tetap kondusif.

KPPU berharap jelang Natal dan Tahun Baru ini, harga tetap stabil seperti saat Ramadhan dan Idul Fitri yang lalu. Para pedagang dan pelaku usaha dibidang pangan dapat bekerja sama untuk terlibat secara proaktif dalam menjaga kestabilan pasokan dan harga. "Para Pedagang dan pelaku usaha dibidang pangan ini bisa terlibat secara aktif bekerjasama untuk menjaga kestabilan harga dan pasokan pangan strategis Untuk kepentingan bersama," tutup Syarkawi.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER