Sabtu, 20 April, 2024

Australia Kirim Pesawat Pengintai ke Filipina

MONITOR, Manila – Australia dikabarkan setuju membantu Filipina dalam upaya memerangi kelompok ekstremisme di negara bagian selatan. Bantuan tersebut berupa pengiriman dua pesawat pengintai.

Filipina sendiri sebelumya telah menerima tawaran bantuan yakni berupa dua pesawat pengintai AP-3C Orion untuk mencari lokasi keberadaan para petempur Maute yang mendekam pada pekan kelima di Marawi. 

"Ancaman kawasan dari terorisme, terutama dari Daesh (IS, red) dan para petempur asing, menjadi ancaman langsung bagi Australia dan kepentingan-kepentingan kita," kata Menteri Pertahanan Australia Marise Payne, Jumat (23/6). 

Bantuan Australia itu muncul di tengah ketakutan yang berkembang bahwa kelompokk militan Maute dan jaringannya memiliki rancangan yang lebih kuat di wilayah-wilayah Filipina selatan. 

- Advertisement -

Perkiraan itu dibuktikan dengan persiapan dan kemampuan tempur yang mereka miliki saat pertempuran berlangsung berminggu-minggu. 

Ancaman tersebut meningkat dengan kekalahan yang dialami ISIS di Suriah dan Irak. Sejumlah laporan intelijen mengungkapkan bahwa IS sedang membangun persekutuan dan mencari lahan baru untuk merancang agendanya. 

Sementara itu Juru Bicara Militer Filipina Gilbert Gapay, mengatakan bahwa pesawat-pesawat pengintai itu akan membantu negaranya menangani gerakan garis keras di wilayah Mindanao. Pulau berpenduduk 22 juta orang dan merupakan tempat para pemberontak, bajak laut serta kelompok-kelompok penculik tumbuh subur selama berpuluh-puluh tahun. 

Gilbert mengatakan pertempuran untuk mengendalikan Marawi tidak gagal karena militer telah belajar banyak dan berhasil menghentikan IS untuk mengakar. 

Sejumlah pakar keamanan mengatakan pertempuran tersebut telah memperlihatkan kegagalan intelijen dan operasi pihak Filipina maupun kerja sama terbatas dengan negara-negara tetangganya, Malaysia dan Indonesia, dalam menghentikan penyebaran ekstremisme. 

Sebelumya ketiga negara Indonesia, Filipina dan Malaysia pada Kamis (22/6) sepakat untuk melakukan langkah bersama dalam pengumpulan informasi dan berupaya membendung perekrutan, gerakan dan pendanaan para petempur. 

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER