Categories: NASIONALPEMERINTAHAN

Pemerintah Siap Meratifikasi Konvensi Pelarangan Merkuri

Monitor, Jakarta – Pada tanggal 10 Oktober 2013 lalu, Indonesia telah menandatangani Konvensi Minamata tentang merkuri di Kumamoto, Jepang. Penandatanganan konvensi ini merupakan bukti komitmen Indonesia untuk menerapkan Konvensi Minamata. Langkah selanjutnya yang perlu ditempuh yaitu dengan melakukan ratifikasi konvensi tersebut.

Untuk itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melaksanakan pertemuan dengan sejumlah Kementerian dan Lembaga (K/L) dalam rangka proses ratifikasi Konvensi Minamata di Jakarta (21/6/17). Melalui pertemuan ini, seluruh K/L mengemukakan komitmen untuk mendukung upaya percepatan proses ratifikasi.

Menteri LHK, Siti Nurbaya meminta agar ratifikasi Konvensi ini dilakukan sebelum Conference of the Parties yang pertama (COP-1) Minamata Convention pada tanggal 24-29 September 2017 mendatang.

“Komitmen Indonesia untuk meratifikasi Konvensi Minamata tentang Merkuri ini adalah bentuk tanggung jawab pemerintah untuk melindungi masyarakatnya, tidak hanya untuk generasi sekarang akan tetapi generasi yang akan datang,” ujar Siti Nurbaya.

Konvensi Minamata ini mengatur tentang perdagangan, produk dan prosesnya, pertambangan emas skala kecil, pengelolaan limbah merkuri, pendanaan, dan transfer teknologi. Konvensi ini akan segera berlaku (entry into force) pada tanggal 16 Agustus 2017, dikarenakan sampai saat ini sudah ada 58 negara yang meratifikasi Konvensi Minamata ini.

Merkuri pada prinsipnya ada di udara dan beberapa bahan yang ada disekitar kita, akan tetapi sumber terbesar (37%) berasal dari pertambangan emas skala kecil dan illegal. Banyak dari merkuri yang dilepaskan ke alam dihasilkan oleh Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) ilegal.

Belajar dari tragedi Pencemaran Merkuri di Minamata, saatnya Indonesia menaruh perhatian serius terhadap peredaran dan penggunaan merkuri yang tidak bertanggungjawab.  Hal ini berkaitan erat dengan maraknya pencemaran merkuri khususnya di PESK.

Mengingat bahaya besar yang ditimbulkan, Presiden Joko Widodo telah membahas soal penghapusan penggunaan merkuri pada PESK dalam rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, (9/3/17). Presiden berpesan agar hal ini tidak boleh dibiarkan terus. Apalagi Indonesia salah satu negara yang telah menandatangani konvensi Minamata.

Presiden menginstruksikan agar segera diambil langkah-langkah untuk mencegah terjadi bencana yang diakibatkan pencemaran merkuri. Pertama, pengaturan kembali tata kelola petambangan rakyat dan pertambangan emas skala kecil, baik di dalam maupun luar kawasan hutan. Kemudian penghentian dan pelarangan penggunaan merkuri pada tambang.

Selanjutnya, pengawasan ketat dan berkala penggunaan merkuri, pada skala menengah maupun besar. Dan terakhir, pemahaman dan edukasi kepada masyarakat terkait bahaya merkuri bagi kesehatan dan lingkungan.

Untuk PESK illegal harus ditata dengan baik dan ketat. Selain itu perlu dicarikan lapangan pekerjan baru untuk masyarakat penambang di sektor lain. Program kehutanan sosial yang ada di KLHK dapat menjadi salah satu solusi. Pemerintah sudah mengalokasikan 12,7 juta Ha untuk dimanfaatkan masyarakat untuk dikelola secara produktif dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Recent Posts

Minta Pemerintah Tertibkan Travel Nakal, DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Haji Non-Prosedural

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi VIII DPR Maman Imanulhaq memberikan perhatian terhadap maraknya praktik keberangkatan…

2 jam yang lalu

Daker Makkah Siap Sambut Jemaah Haji Indonesia 2025, Ini Layanan yang Disiapkan!

MONITOR, Jakarta - Operasional penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M segera mamasuki tahap kedatangan jemaah…

4 jam yang lalu

Jasamarga Metropolitan Tollroad Gelar Operasi Bersama Tertibkan Kendaraan ODOL di Ruas Tol Janger

MONITOR, Jakarta - Sebagai bagian dari upaya penegakan ketentuan terkait Over Dimension & Over Load…

5 jam yang lalu

Haji 2025, Senyum Jemaah Menjadi Energi Petugas di Bandara Madinah

MONITOR, Jakarta - Siang itu, panas begitu terik menyengat di Madinah, tidak ada hembusan angin.…

9 jam yang lalu

Menag: Selamat atas Terpilihnya Paus Leo XIV, Pemimpin Tertinggi Umat Katolik Dunia

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengucapkan selamat atas terpilihnya Kardinal Robert Francis Prevost…

9 jam yang lalu

Pdt Gomar Gultom: Selamat atas Hadirnya Paus Leo XIV

MONITOR, Jakarta - Ketua Majelis Pertimbangan PGI, Pdt Gomar Gultom menyampaikan selamat kepada umat Katolik…

9 jam yang lalu