Categories: NASIONALPEMERINTAHAN

Lagi, Jokowi Ajak Masyarakat Tidak Saling Hujat

Monitor, Malang – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengajak masyarakat untuk tidak terjebak kepada persoalan-persoalan yang sekarang  ini, terutama di media sosial (medsos), yaitu saling menjelekkan, menghujat, menyalahkan, memfitnah, serta membuat berita-berita hoax.

“Ini adalah hal-hal yang tidak produktif. Hal-hal yang tidak memiliki kontribusi terhadap negara ini,” kata Presiden Jokowi saat meresmikan SMA Negeri Taruna Nala, di Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur seperti dilansir dari laman setkab.go.id, Sabtu (3/6) pagi.

Presiden mengingatkan, perubahan dunia sekarang ini semakin hari semakin cepat. Setiap detik, menit, jam, hari, minggu, dan bulan berubah dengan cepat sekali.

“Kita bisa lihat ada internet, baru kita belajar satu-dua, satu-dua, baru belajar, sudah muncul mobile internetMobile internet kita baru lihat apa ini, barang apa ini, muncul lagi artificial intelligence, mesin-mesin cerdas. Perubahan-perubahan seperti inilah yang harus terus kita antisipasi dengan mempersiapkan SDM (sumber daya manusia)-SDM kita,” tutur Presiden.

Kepala Negara juga mengajak melihat negara lain, yang sudah berbicara mengenai SpaceX, bagaimana mengelola ruang angkasa. Sudah berbicara mengenai Tesla, mempersiapkan mobil fantastik masa depan. Mereka juga sudah menyiapkan Hyperloop, bagaimana memindahkan orang dari satu tempat ke tempat lain dengan supercepat, dengan cepatnya. “Inilah yang harus kita kejar,” ujarnya.

Negara lain kalau dulu ada paypal, lanju Presiden, sekarang sudah ada alipay. Pembayaran dilakukan bukan dengan uang cash atau credit card, tetapi melalui smartphone.

“Inilah perubahan-perubahan yang kita harus sadar bahwa kita harus mengejar dimana kita tertinggal. Kita harus mengejar, kita harus memperbaiki, kita harus berbenah dimana kita tertinggal,” tegas Presiden.

Presiden menegaskan, pemerintah ingin semua energi bangsa ini diarahkan pada optimisme, energi positif, hal-hal yang positif, pikiran-pikiran positif (positive thinking). Bukan kepada hal-hal yang justru memecah bangsa dan membuat saling menyalahkan satu dengan yang lain. Sehingga lupa bahwa ke depan bangsa Indonesia harus menyiapkan SDM-SDM dan juga lupa bahwa ke depan bangsa ini harus berkompetisi dan bersaing dengan negara-negara yang lain.

Recent Posts

Kembali Nahkodai MAI, Prof Rokhmin Beberkan 4 Misi Penguatan Akuakultur Indonesia

MONITOR, Bandung - Guru Besar IPB University Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri MS kembali didapuk…

3 jam yang lalu

Gelar Workshop, UID dorong Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Tembus Jurnal Bereputasi Global

MONITOR, Depok - Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Depok (UID) sukses menggelar acara monumental bertajuk "Strategi…

4 jam yang lalu

Kemenperin Percepat Dekarbonisasi Industri Menuju Target NZE 2050

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian menegaskan komitmennya untuk mempercepat dekarbonisasi sektor industri sebagai langkah nyata…

5 jam yang lalu

61.404 Jemaah Haji Reguler Telah Diberangkatkan, 200 Ribu Lebih Sudah Tervisa

MONITOR, Jakarta - Memasuki hari kesepuluh operasional penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M, Kementerian Agama…

5 jam yang lalu

Transformasi Prajurit TNI, Mahir Bahasa Asing dan Andal Kuasai Alutsista

MONITOR, Jakarta - Dalam rangka mendukung transformasi profesionalisme prajurit, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto…

11 jam yang lalu

Menteri Maman Tegaskan Sertifikasi dan Standar Mutu Jadi Kunci Daya Saing UMKM Kuliner

MONITOR, Jakarta - Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan bahwa sertifikasi…

13 jam yang lalu