Jumat, 19 April, 2024

Lagi, Jokowi Ajak Masyarakat Tidak Saling Hujat

Monitor, Malang – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengajak masyarakat untuk tidak terjebak kepada persoalan-persoalan yang sekarang  ini, terutama di media sosial (medsos), yaitu saling menjelekkan, menghujat, menyalahkan, memfitnah, serta membuat berita-berita hoax.

“Ini adalah hal-hal yang tidak produktif. Hal-hal yang tidak memiliki kontribusi terhadap negara ini,” kata Presiden Jokowi saat meresmikan SMA Negeri Taruna Nala, di Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur seperti dilansir dari laman setkab.go.id, Sabtu (3/6) pagi.

Presiden mengingatkan, perubahan dunia sekarang ini semakin hari semakin cepat. Setiap detik, menit, jam, hari, minggu, dan bulan berubah dengan cepat sekali.

“Kita bisa lihat ada internet, baru kita belajar satu-dua, satu-dua, baru belajar, sudah muncul mobile internetMobile internet kita baru lihat apa ini, barang apa ini, muncul lagi artificial intelligence, mesin-mesin cerdas. Perubahan-perubahan seperti inilah yang harus terus kita antisipasi dengan mempersiapkan SDM (sumber daya manusia)-SDM kita,” tutur Presiden.

- Advertisement -

Kepala Negara juga mengajak melihat negara lain, yang sudah berbicara mengenai SpaceX, bagaimana mengelola ruang angkasa. Sudah berbicara mengenai Tesla, mempersiapkan mobil fantastik masa depan. Mereka juga sudah menyiapkan Hyperloop, bagaimana memindahkan orang dari satu tempat ke tempat lain dengan supercepat, dengan cepatnya. “Inilah yang harus kita kejar,” ujarnya.

Negara lain kalau dulu ada paypal, lanju Presiden, sekarang sudah ada alipay. Pembayaran dilakukan bukan dengan uang cash atau credit card, tetapi melalui smartphone.

“Inilah perubahan-perubahan yang kita harus sadar bahwa kita harus mengejar dimana kita tertinggal. Kita harus mengejar, kita harus memperbaiki, kita harus berbenah dimana kita tertinggal,” tegas Presiden.

Presiden menegaskan, pemerintah ingin semua energi bangsa ini diarahkan pada optimisme, energi positif, hal-hal yang positif, pikiran-pikiran positif (positive thinking). Bukan kepada hal-hal yang justru memecah bangsa dan membuat saling menyalahkan satu dengan yang lain. Sehingga lupa bahwa ke depan bangsa Indonesia harus menyiapkan SDM-SDM dan juga lupa bahwa ke depan bangsa ini harus berkompetisi dan bersaing dengan negara-negara yang lain.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER