Jumat, 29 Maret, 2024

KPAI Ajak Masyarakat Stop Tindakan Bullying

MONITOR, Jakarta – Tindakan bullying kerap dialami banyak orang tanpa memandang usia. Kasus bully yang biasa terjadi di kalangan anak-anak dan remaja sangat memprihatinkan. Beberapa kasus menunjukkan, anak yang menjadi korban Bullying akan tertekan sehingga tak jarang memutuskan untuk mengakhiri hidup.

Bahkan dalam sebuah studi menyebutkan, hanya terdapat 20 persen orang ikut campur tangan jika menyaksikan atau mengetahui kasus bully. Artinya, sebanyak 80% lainnya justru abai atau tidak berbuat apa-apa saat menyaksikan atau mengetahui kasus bullying di sekitarnya.

“Bullying berdampak negatif terhadap semua pihak yang terlibat, baik terhadap target (Korban Bullying), Pelaku Bullying, Bystander/Saksi (yang menyaksikan kejadian Bullying), dan terhadap Sekolah jika terjadi di lembaga pendidikan,” ujar Retno Listyarti, Komisoner KPAI Bidang Pendidikan di Kedai Kopi Johny Kelapa Gading.

Lanjut Retno, bullying biasanya terjadi berulang dalam jangka waktu yang cukup panjang dan umumnya ada relasi tak seimbang antara korban dengan pelaku bullying. Dampak bullying yang dirasakan anak korban diantaranya adalah mengalami depresi murung, engan bergaul dan ketakutan.

- Advertisement -

“Para korban juga kurang menghargai diri sendiri, memiliki masalah kesehatan akibat psikologis dan prestasi akademik menurun, serta dapat memiliki pikiran untuk bunuh diri. Jadi jangan remehkan Bullying,” ujar Retno.

Berkenaan dengan Peringatan Hari Anti Bullying sedunia pada 4 Mei 2018 yang sudah ditetapkan PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) sejak 2012 atau 6 tahun yang lalu, maka KPAI memperingati bersama dengan Lawyer Sahabat Anak Hotman Paris, KAMI, LPAI (Lembaga Perlindungan Anak Indonesia), Komunitas Sudah Dong, para artis pendukung film “Stop Bullying” yang diproduksi Surya Film, dan perwakilan sekolah di Kedai Kopi Johny Kelapa Gading, pada Jumat 4 Mei 2018 pukul 06.00-08.00 wib.

“Ini untuk pertama kalinya ada kolaborasi bareng berbagai pihak untuk mengkampanyekan Anti Bullying,” ujar Retno.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER