Jumat, 26 April, 2024

Pelemahan Rupiah Bawa Dampak Baik Bagi Industri Mebel

MONITOR, Jakarta – Tidak semua sektor ekonomi terpukul akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, industri mebel Tanah Air justru mendapat angin segar dari depresiasi kurs.

“Sebagian besar orientasi pelaku usaha adalah ekspor. Sebanyak 80 persen bahan bakunya didapat dari lokal,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur, Jumat (7/9).

Momentum itu akan digunakan untuk menggenjot kinerja mebel agar bisa memenuhi target ekspor hingga akhir tahun, yakni, US$2 miliar untuk mebel dan US$850 juta untuk kerajinan.

Sepanjang Januari–Juni 2018, ekspor furnitur dan kerajinan mampu meraih angka US$1,3 miliar atau tumbuh 9% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

- Advertisement -

“Tapi itu bukanlah keuntungan yang ada dalam rencana kami karena hanya diperoleh dari selisih kurs. Bukan dari kenaikan kapasitas produksi,” papar Sobur.

Sobur tidak masalah dengan kebijakan pembatasan importasi oleh pemerintah. Asalkan, yang dibatasi adalah produk jadi, bukan produk bahan pendukung yang tidak didapati di domestik.

“Intinya, bila ingin mengambil kebijakan, pemerintah harus memiliki perhitungan yang cermat, lalu menyosialisasikannya. Sebab, tanpa sosialisasi dengan stakeholder terkait, malah bisa memicu penurunan ekspor atau bahkan bisa membuat perusahaan ekspor hengkang,” tandasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER