MONITOR, Jakarta – Sejumlah massa yang mengatasnamakan Korps Mahasiswa dan Pemuda NKRI (KOMPAN) kembali menggelar aksi demonstrasi di Gedung Merah Putih Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (11/4).
Dalam aksinya, KOMPAN mendesak lembaga anti rasuah tersebut untuk menindak tegas penyidik senior KPK, Novel Baswedan. Desakan tersebut mencuat menyusul dugaan adanya kedekatan khusus Novel dengan salah satu partai politik peserta pemilu.
Yang menarik dalam aksi demonya kali ini, massa aksi dari KOMPAN membawa keranda mayat yang mereka asosiasikan sebagai simbol telah matinya KPK sebagai lembaga independen. Mereka menuding KPK saat ini sudah tidak lagi netral dan independen.
“Keranda mayat ini menjadi simbol bahwa KPK telah mati dan kehilangan netralitasnya, serta independensinya dengan tetap membiarkan orang-orang didalamnya bermain dengan para elit politik,” ujar Koordinator Aksi, Guntara.
Menurut Guntara, selama ini pihaknya memandang keberadaan KPK sangat membantu pemerintah dalam memberantas kasus-kasus korupsi. Namun kinerja yang sudah mendapat citra positif dari masyarakat luas itu kini tercoreng.
“Sangat wajar kalau saat ini, masyarakat mempertanyakan kredibilitas serta integritas dari lembaga anti rasuah ini,” tegasnya.
Atas dasar itulah, kata Guntara, KOMPAN berkeinginan agar KPK melakukan rotasi para pimpinannya yang bermain pada ranah politik, KPK harus netral dari orang-orang yang memihak pada kepentingan pokitik atau salah satu satu kelompok.
“Kalau tuntutan kami tak juga didengar, kami akan terus mendatangi KPK,” pungkasnya.