Senin, 25 November, 2024

Derasnya Ekspor Komoditas Pertanian

MONITOR, Merauke – Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan upaya peningkatan produksi dan mendorong ekspor. Salah satu strateginya adalah mentransformasi pertanian tradisional menjadi pertanian modern. Selain itu, Kementan juga mendorong generasi muda agar mau terjun langsung baik sektor peternakan maupun pertanian.

Selama empat tahun terakhir, Kementerian yang dipimpin Andi Amran Sulaiman ini berhasil melampau capaian-capian yang ditetapkan. Salah satunya adalah meningkatnya produksi lokal, sehingga Indonesia mampu mengekspornya ke luar negeri.

Di Kabupaten Merauke misalnya, minggu inibpemerintah setempat mampu meningkatkan ekspor non Migas terutama berbagai komoditas pertanian yang potensial, seperti 12 ton beras yang dilepas menuju Papua New Guinea (PNG).

Wakil Bupati Merauke Sularso, yang juga turut hadir dalam acara tersebut menyampaikan bahwa Kabupaten Merauke sendiri memiliki banyak potensi di bidang non migas terutama komoditas pertanian.

- Advertisement -

“Sudah saatnya Merauke yang subur makmur benar-benar dioptimalkan untuk kesejahteraan bersama,” kata Wabup di Halaman Kantor Karantina Pertanian Kelas Satu Merauke, Sabtu (30/3).

Sementara itu, Kepala Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian (Barantan), Aryanto yang mewakili Kepala Barantan Kementan menegaskan bahwa Merauke adalah salah satu lumbung padi terbesar di tanah Cenderawasih. Menurut dia, peningkatan produksi ini terjadi dari tahun ke tahun, terutama pada tahun 2017 hingga 2019.

Berdasarkan data yang tercatat di Barantan, Marauke juga memiliki produk unggulan ekspor lain seperti gambir, kopra dan gaharu. Potensi tersebut pada 2018 tercatat sebesar 2.646, 15 ton atau senilai Rp 66 miliar untuk komoditas gambir.

“Adapun untuk kopra, dalam triwulan pertama tahun 2019, tercatat 89 ton dengan nilai Rp3,1miliar. Sedangkan ekspor gaharu pada triwulan pertama juga tercatat sebanyak 6,9 ton dengan nilai ekonomi sebesar Rp 2 miliar,” kata Aryanto.

*Ekspor dari Kalimantan*

Di Kalimantan, Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) yang diwakili Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Agus Sunanto, kembali melepas produk ekspor komoditas pertanian olahan kayu asal Samarinda.

“Kalimantan adalah salah satu pulau penghasil kayu terbanyak di Indonesia. Hasil olahan kayu kami menjadi primadona ekspor, khususnya yang di Kalimantan Timur,” ujar Agus Sunanto, Sabtu (30/3).

Agus menjelaskan, beberapa produk hasil olahan kayu ini terdiri dari Veneer Kruing sebanyak 1.132,71 m3 milik PT Kayu Alam Perkasa Raya dengan nilai ekspor sebesar Rp Rp 8,18 miliar. Kemudian Kayu Moulding sebanyak 716,836 m3 milik PT Oceanias Timber Products senilai Rp 4,20 miliar serta Plywood sebanyak 226,986 m3 milik PT Rimba Raya Lestari senilai Rp 1,74 miliar.

Adapun Ekspor ini dilepas dengan tujuan negara India, Cina dan Myanmar. Selain itu ada juga hasil olahan kayu produk unggulan karet sebanyak 302,4 ton milik PT Multi Kusuma Cemerlang senilai Rp 5,16 miliar dengan tujuan ekspor ke Taiwan dan Palm Kernel Expeller (PKE) sebanyak 400 Ton atau 20 Kontainer milik CV. Rizata Wijaya senilai Rp 509 juta dengan tujuan ekspor ke negara Cina.

“Kami berkomitmen untuk menjadikan tahun 2019 sebagai tahun akselerasi ekspor dengan dukungan Karantina Pertanian dalam bentuk pelayanan cepat Service Level Agreement 1 jam hingga 1 hari mencakup pelayanan 24 jam 7 hari kerja. Diharapkan ini dapat meningkatkan akselerasi ekspor dari Kalimantan Timur hingga 200 persen dari tahun sebelumnya,” katanya.

Ekspor Dari Sumatera Utara

Dari Sumatera Utara, Wakil Bupati Batubara Oky Iqbal Frima bersama Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani (Kapus KH) Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian Agus Sunarto melepas ekspor komoditas pertanian Sumatera Utara ke sejumlah negara. Pelepasan ini dilakukan di Pelabuhan Multipurpose Kuala Tanjung.

“Mari kita ajak petani Sumut untuk menggarap potensi ekspor komoditas pertanian dengan serius. Apalagi Sumut adalah daerah yang memiliki komoditas berpotensi menembus pasar ekspor dunia,” kata Wakil Bupati Oky Iqbal Frima.

Kepala Karantina Tanjungbalai Asahan Bukhuri menjelaskan, sejauh ini ada lima produk ekspor unggulan yang tengah digarap serius di wilayahnya. Kelima produk itu masing-masing terdapat di Kabupaten Batubara Asahan, Tanjungbalai dan Labuhanbatu Utara.

“Dari semua wilayah itu, komoditas minyak kelapa sawit penyumbang ekspor di Provinsi Sumatera Utara. Komoditas tersebut telah diekspor ke beberapa negara seperti Ukrania, Jordania, Brazil, Asia, Eropa dan Afrika,” katanya.

Adapun data ekspor minyak sawit selama empat tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Tahun 2016 misalnya, data yang ada menunjukan sebanyak 607 juta kilogram dengan nilai Rp5,5 triliun berhasil di ekspor.

Kemudian pada tahun 2017 totalnya mencapao 709 juta kilogram dengn translasi senilai Rp6,5 triliun, 2018 sebanyak 460 juta kilogram senilai Rp4,5 triliun dan tahun berjalan 2019 sudah mencapai 110 juta kilogram senilai Rp1 triliun lebih.

“Kami juga menyerahkan sertifikat kesehatan tumbuhan (phytosanitary sertipecate) untuk kelapa parut sebanyak 50.400 kilogram, sapu lidi 146.776 kilogram, pisang 82.500 kilogram dan domba ke Malaysia sebanyak 200 ekor,” katanya.

*Ekspor Kelapa Dari Pangandaran*

Sementara dari Pangadaran, Jawa Barat, Kementan melepas ekspor kelapa bulat asal Pangandaran ke Australia sebayak 15 ton. Selain itu ada juga kayu olahan (barecore) yang dilepas ke Tiongkok sebanyak 591,317 m3 dengan total nilai ekspor sebesar Rp 1,85 milyar.

“Kita bangga dengan petani dan pelaku usaha agribisnis di Pangandaran. Pintar melihat peluang dan potensi yang ada,” kata Kepala Badan Sumber Daya Manusia Pertanian, Kementan, Momon Rusmono yang hadir mewakili Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman pada pertemuan apresiasi dan sinkronisasi di Lapangan Ketapang Doyong, Pangadaran.

Berdasarkan catatan yang ada, luas perkebunan kelapa sawit di wilayah Pangandaran mencapai 33.400 hektare. Masing-masing ada di Kecamatan Kalipucang, Sidamulih, Parigi, Cijulang, Cimerak.

Dalam acara ini, turut hadir diantaranya Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata, Direktur Jenderal Perkebunan, Kasdi Subagiyoni, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jami, dan lebih dari 12 petani, santri tani, pendamping desa, penyuluh pertanian.

Momon mengapresiasi semua pelaku bisnis yang mengekspor komoditas kelapa asal Pangandaran ke mancanegara. Kementan pun mendorong pada para petani muda agar tidak hanya memproduksi, namun juga bisa menjual produk yang telah diolah bahkan hingga ekspor.

“Lewat Barantan kami luncurkan program Agro Gemilang, manfaatkan. Ini program bersama kami untuk mencetak eksportir baru dibidang pertanian,” tandasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER