MONITOR, Cirebon – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman kembali menyambangi para petani. Kali ini, dirinya menyempatkan diri bertatap muka dengan 6000 petani, santri, penyuluh dan perangkat desa di Stadion Ranggajati, Kabupaten Cirebon.
Bertemakan Pertanian Modern, Maju dan Lestari, Petani Kabupaten Cirebon Sejahtera, para peserta penuh suka cita menyambut kedatangan Menteri asal Bone, Sulawesi Selatan itu. Dalam kunjungannya itu, tidak tanggung – tanggung, Amran menggelontorkan anggaran Rp 27 miliar untuk sektor pertanian.
“Bantuan hari ini yang kami bawa Rp 27 miliar. Insya Allah ayam ada 340 ribu ekor dan itu kita berikan kepada masyarakat yang di bawah garis kemiskinan. Ayam kami berikan 50 ekor satu keluarga. Insya Allah dalam waktu enam bulan masyarakat Cirebon akan jauh dari kemiskinan. Pendapatan mereka akan naik menjadi Rp 3 – 4 juta karena yang dikatakan miskin adalah Rp 1,4 juta. Ini akan jadi solusi permanen bagi saudara – saudara kita berada di bawah garis kemiskinan,” ucap Amran diselingi gemuruh tepuk tangan.
Amran menegaskan bahwa Jawa Barat adalah lumbung pangan, sehingga mendapat perhatian tersendiri. Menteri Pertanian menekankan bahwa fokus pemerintah salah satunya terpusat pada sektor pangan karena mampu menurunkan angka inflasi. “Dahulu sebelum era Bapak Jokowi, inflasi mencapai 10 persen dan itu terburuk no 3 di dunia, namun pada 2017 inflasi turun menjadi 1 persen,” sambungnya.
Amran menjelaskan, Pendapatan Domestik Bruto sektor pertanian pada 2014 senilai Rp 994 triliun. Angka ini meningkat drastis menjadi Rp 1.464 triliun. Dirinya mengapresiasi capaian ini berkat kerja keras semua pihak. Beberapa perubahan signifikan juga mulai tercapai, antara lain penegakan supremasi hukum di lingkup internal bahkan melakukan tindakan kepada para mafia pangan.
Mengenai potensi hortikultura di Cirebon, Amran memuji dan bangga dengan mangga gedong gincu. Buah khas daerah ini melenggang lancar ke pasar internasional. Melihat potensi yang ada, dirinya langsung menginstruksikan agar bantuan benih yang tadinya 1000 pohon, dinaikkan dua kali lipat.
“Bahkan mangga Indonesia sudah ekspor yaitu mangga gedong gincu. Kami minta tambahkan dua kali lipat dari jatahnya. Inisiasi Pak Bupati luar biasa. Kami doakan semoga beliau meneruskan perjuangan di Cirebon ini. Kami juga minta kepada jajaran kami untuk memperjuangkan bantuan yang ada di Cirebon ini,” tegasnya.
Tak hanya mangga, Mentan juga menyinggung keberhasilan bawang merah lokal yang turut mewarnai pasar ekspor. Capaian ini berkat kerja keras para petani.
“Bawang merah dulu kita impor, sekarang kita ekspor ke enam negara antara lain Malaysia, Singapura, Filipina dan beberapa negara lain,” tuturnya.
Bupati Cirebon Dicky Saromi dalam sambutannya menyebutkan bahwa Kabupaten Cirebon merupakan kabupaten di Jawa Barat dengan luas wilayah 990,36 km2 dengan jumlah penduduk 2.126.178 jiwa. Luas lahan pertanian mencapai 52.725 hektare terdiri dari sawah irigasi 47.301 hektare, sawah tadah hujan 5.334 hektare dan tegalan 90 hektare.
“Kami memiliki keyakinan melalui kunjungan kerja ini, Bapak Menteri akan berkenan melihat dan menyerap secara langsung berbagai informasi mengenai permasalahan aktual pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Cirebon khususnya bidang pertanian,” ucap Dicky.
Dirinya berharap dengan kunjungan kerja Menteri Pertanian dapat membantu percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lebih lanjut dirinya berharap ke depan akan dirumuskan kebijakan yang efektif yang berdampak pada penurunan tingkat kemiskinan dan menjaga kelestarian lingkungan.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Ali Efendi merasa bersyukur dan berterima kasih atas bantuan Kementerian Pertanian. Tak hanya dibantu untuk komoditas peternakan dan perkebunan, sektor hortikultura juga mendapat perhatian Menteri Pertanian.
Ali menjabarkan bantuan hortikultura terdiri dari kawasan bawang merah seluas 25 hektare, kawasan aneka cabai 20 hektare, kawasan mangga 50 hektare, 1 unit sarana pasca panen cabai, 1 unit gudang pasca panen cabai, 1 unit sarana pasca panen bawang merah, 1 unit pasca panen buah-buahan. Khusus bantuan pasca panen, Cirebon sudah berkembang aneka produk olahan mangga gedong gincu di antaranya pure, jus, keripik dan dodol.
“Sementara bantuan langsung Kementerian Pertanian antara lain benih buncis sebanyak 20 ribu gram, terung pertiwi sebanyak 1400 gram, benih sawi sri tanjung 3000 gram, benih cabe rawit robin 1600 gram, benih cabai keriting krio 200 gram dan mangga 2000. Total bantuan keseluruhan Rp 1.460 miliar,” ucapnya.
Purwadi, salah satu petani mangga penerima bantuan benih sangat bersyukur dengan bantuan dari Menteri Pertanian. Sehari – harinya Purwadi mengelola lahan 40 hektare miliknya. Mangga gedong gincu yang ditanam sejak 2004 rutin memenuhi kebutuhan lokal dan pasar internasional. Pendapatannya pun fantastis, untuk satu kali panen memperoleh Rp 1 miliar.
“Alhamdulillah, saya berterima kasih atas bantuan Bapak Menteri Pertanian. Saya yakin, dengan bantuan benih ini akan makin meningkatkan pendapatan petani,” ucap Purwadi penuh senyum.
Hadir pada pertemuan ini Dirjen Perkebunan Kasdi Subagiyono, Kepala Badan Litbang Fadjry Djufry, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Momon Rusmono, Anggota Komisi IV DPR RI Ono Surono, Bupati Cirebon Dicky Saromi, Sekretaris Ditjen Hortikultura Liliek Srie Utami, Perwakilan Perum Bulog, PT. Pupuk, PT. Jasindo. Hadir juga Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat Hendy Jatnika dan Dandim.
Dukungan Petani Milenial
Hal menarik dalam tiap kunjungan Menteri Pertanian, selain mencari kehadiran para petani dan penyuluh, Andi Amran Sulaiman selalu menyertakan kawula muda. Salah satu sasaran bantuan pemerintah adalah santri. Santri dipercaya mampu melanjutkan estafet pertanian bangsa.
Melihat ini, Bupati Cirebon Dicky Saromi turut mendukung program pemerintah. Tidak hanya mampu berproduksi dalam bentuk segar, sisi pemasarannya pun dipercaya akan lebih baik ditangan para kaum muda
“Bagaimana pun juga terkait generasi penerus bangsa ini akan melanjutkan petani yang ada sekarang. Kita tidak hanya bisa bergantung kepada petani – petani yang memasuki usia lanjut. Petani milenial ini akan memiliki prospek yang jauh lebih baik lagi. Tidak hanya karena mereka akan memproduksi yang lebih, namun juga dengan pemasaran yang lebih baik lagi,” jelas Dicky.
Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon juga menjadikan program tani milenial ini sebagai fokus yang utama. Terdapat 74 pesantren yang menjadi binaan dinas pertanian.
“Kami memiliki pemuda tani. Kami melihat ada potensi para generasi muda yang sebagian di antaranya memang anak dari petani. Kami juga ada program santri milenal dan motivasinya sangat tinggi,” katanya.
“Pembinaan dilakukan melalui ke pesantren-pesantren. nanti akan ada kunjungan ke kelompok-kelompok. yang dapat bantuan ada 74 pesantren. intinya kami akan pantau terus hinga menghasilkan,” jelas Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Ali Efendi.