MONITOR, Bone – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan kunjungan ke tanah kelahirannya Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan mempercepat pembangunan pertanian guna memberikan andil yang besar terhadap penyediaan pangan nasional khususnya Sulawesi Selatan dan meningkatkan kesejahteraan petani, Jumat (15/3). Kehadiran Mentan Amran disambut langsung Bupati Bone, Andi Fahsar M Padjalangi dan penuh antusias oleh masyarakat Bone.
“Selamat datang Pak Mentan ke tanah kelahiran, org luar biasa. Pejabat kedua setelah Wapres yang berasal dari Bone. Tidak sedkit perhatiannya, percetakan sawah baru, alsintan yang begitu banyak, bibit dan benih gratis. Persoalan kementerian lain pun dibantu,” demikian dikemukan Bupati Bone, Andi Fahsar M Padjalangi saat menyambut Mentan Amran di Kantornya.
Andi Fahsar menyebutkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bone sangat pesat yakni mencapai 8,6 %, sehingga paling tinggi di provinsi Sulawesi Selatan. Ini menunjukkan kesejahteraan masyarakat berkat kemajuan sektor pertanian.
“Pak Mentan sering ke Bone tapi tidak di acara resmi. Kali ini kita dapat bertatap muka secara formal dengan menghadirkan para camat, kepala desa dan penyuluh se Bone. Semoga acara ini di hari Jumat ini memberikan manfaat dan kebaikan untuk kita semua,” akuinya.
Pada kunjungan ini, Mentan Amran mengungkapkan capaian pembangunan pertanian selama pemerintah Jokowi-JK. Salah satunya dibuktikan dengan peningkatan nilai ekspor 2018 mencapai Rp 460 triliun.
“Bantuan Kementan dan Kemendes sejak 2014 sampai sekarang, 4,5 tahun sebesar Rp 15 triliun masuk ke Sulawesi Selantan. Irgasi hampir 400 ribu ha dan Bone banyak irigasi tersier. Bendungan dibangun untuk mengairi sawah dan tanaman lainnya,” ungkapnya.
“Kami senang bisa bertatap muka dengan para camat dan kepala desa, pendamping desa, penyuluh hari ini. Saya sebagai orang Bone sudah 4,5 tahun merantau dan hari ini saya kembali untuk melaporkan kerja saya,” pinta Amran.
Lebih jauh Amran menjelaskan program cetak sawah dan mekanisasi pertanian yang dijalankan Kementan di era pemerintahan Jokowi-JK menuai hasil yang dipastikan mempercepat pencapaian swasembada pangan nasional. Berkat kerjasama Kementan dengan TNI AD, cetak sawah tercapai yakni dibandingkan tahun 2014, cetak sawah pada tahun 2015-2017, naik hingga 400% sehingga ini merupakan kenaikan tertinggi dalam sejarah pertanian di Indonesia.
“kemudian bantuan alat mesin pertanian 2014 hingga 2018 mencapai 423.197 unit, meningkat 1.526 persen. Dengan alat dan mesin pertanian, kita bisa menghemat Rp 361 triliun. Jika menanam padi secara manual, untuk satu hektar saja kita butuh 25 hari. Tapi dengan alsintan, cukup tiga jam saja,” jelasnya.
Alhasil, tegas Amran, Angka ekspor semua komoditas pada sektor pertanian mengalami kenaikan. Terhitung sejak 2014 hingga 2018 terjadi kenaikan ekapor nasional sebesar 29 persen, nilainya mencapai Rp 500 triliun.
“Ini adalah penopang ekonomi Indonesia. Ada dua hal yang menopang ekonomi Indonesia untuk bangkit yaitu ekspor dan investasi. Kedua hal ini terus kita tingkatkan,” ujarnya.
Untuk Kabupaten Bone, lanjut Amran, Kementan pun terus berupaya memacu peningkatan produksi dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan rawa. Kementan saat ini tengah merealisasikan andalan yakni program Selamatkan Rawa, Sejahteraan Petani (SERASI).
“Bone sudah dilakukan survei oleh tim SERASI. InsyaAllah Bone akan mendapat program 5.000 hektar lahan rawa. Kami akan turunkan bantuan 5 unit escavator dan saya targetkan dalam wktu 2 minggu sudah mulai bekerja. Pesan saya tolong nanti dilakukan bergiliran di daerah lahan rawa,” paparnya.
Pada kunjungan ini, Amran akan memberikan bantuan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) untuk semua kecamatan, desa, bantuan ternak, dan hand traktor. Ia berpesan agar traktor milik kelompok untuk dipakai bersama dan bergiliran.
“Jika ada sewa tolong dihargai setengahnya saja, yuang biasa Rp 2 juta menjadi Rp 1 juta saja. Dan mari jaga NKRI. Mari bersatu meski ada perbedaan,” tandasnya.