MONITOR, Cirebon – Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bersilaturahmi ke Ulama-ulama Cirebon bersama Kapolri Jenderal (Pol) Prof Drs M. Tito Karnavian, PhD. Kunjungan pertama ke Pondok Pesantren Buntet, Cirebon, Jumat (25/2019).
Dalam sambutannya, Panglima TNI menyatakan penghormatannya kepada para leluhur pesantren Buntet atas peran sertanya mempertahankan NKRI dan Pancasila.
Panglima bercerita mengenai KH Abbas yang merupakan salah satu kunci kemenangan pertempuran 10 November 1945. “Pesantren Buntet ini yang paling banyak mengirimkan laskar Hisbullah dan Sabilillah untuk menjadi tentara di Surabaya,” jelasnya.
Panglima mengatakan bahwa pondok pesantren adalah tempat belajar agama sekaligus tempat tumbuhkembangnya gagasan-gagasan kebangsaan yang mempersatukan dan mengayomi. “Bangsa ini harus jadi bangsa yang kuat, bangsa yang berdaya saing tinggi, syaratnya harus menghargai keberagaman,” ungkapnya.
Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Buntet, KH. Adib Rofiuddin Izza mengatakan bahwa kedatangan Panglima TNI bersama Kapolri adalah peristiwa bersejarah, sebab baru pertama kali ini kedua Jenderal pimpinan tertinggi datang bersamaan. “Kami sangat bangga dikunjungi oleh kedua pimpinan tinggi di Indonesia, yaitu Pak Panglima TNI dan Pak Kapolri,” ucapnya.
Kiai Adib mengatakan bahwa ia menyatakan siap selalu memerangi berbagai bentuk hal yang bisa merongrong persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. “mari kita bersama memerangi Hoax dan terorisme,” tandasnya.
Seusai mengunjungi pesantren Buntet, Panglima TNI dan Kapolri berziarah ke makam Sunan Gunung Jati. Sebagai bentuk penghormatan kepada para wali yang telah membumikan Islam Ahussunnah Waljamaah di Nusantara.
Pada safari yang didampingi Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathon (PB MDHW) Hery Haryanto ini, Panglima TNI dan Kapolri melantunkan dzikir dan doa ketika menziarahi Syekh Syarif Hidayatullah.
Heri menyampaikan bahwa silaturahmi adalah jalan terbaik dalam merawat dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. “Safari kebangsaan ini harus terus dilanjutkan di berbagai daerah agar tercipta persatuan nasional yang utuh. Dengan persatuan nasional ini maka seluruh cita-cita nasional akan dapat dicapai,” ungkap Hery.
Keesokan harinya, Sabtu 26 Januari 2019. Lawatan Panglima TNI bersama Kapolri dilanjutkan ke Pondok Pesantren Khas Kempek, Palimanan, Cirebon. Disambut pengasuh pondok Kempek KH M.Mustafa Aqiel Siroj, Kiai Mus mengatakan bahwa kunjungan kedua Jenderal ini secara bersamaan adalah berkah kebersamaan. “sejak zaman Nabi Adam, ini adalah untuk pertama kalinya kedua Jenderal ini berkunjung bersamaan,” kelakarnya.
Dalam pidatonya Panglima TNI mengingatkan para santri bahwa keututan NKRI adalah hal mutlak. Pondok pesantren adalah tempat disemainya dasar-dasar cinta tanah air. “negeri kita ini sangat kaya, kitalah yang harus menjaganya dan mengelolanya,” pesannya.
“Bangsa ini harus menjadi bangsa yang kuat, berdaya saing tinggi. Untuk menjadi kuat kita harus bersatu. Bersatu dalam keberagaman, karena Bhinneka Tunggal Ika adalah juga anugerah dari Allah Yang Maha Pencipta,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu juga, Panglima TNI menegaskan keutuhan bangsa jangan sampai terkoyak-koyak oleh hoax, fitnah, ujaran kebencian dan emosi sesaat. “Kita bertanggungjawab untuk mewariskan negeri yang makmur kepada anak cucu kita, bukan negeri yang terkoyak oleh perseteruan sesama anak bangsa,” tutupnya dihadapan seribuan santri Pondok Pesantren Kempek.