MONITOR, Jakarta – Undangan tes baca Al-quran bagi kandidat capres cawapres yang diajukan Dewan Ikatan Dai Aceh menuai sorotan dari Politikus PKS Fahri Hamzah. Ia menilai, sebenarnya usulan tersebut muncul bukan karena masyarakat melihat kepribadian pemimpin, melainkan kebijakannya.
Diketahui, tantangan baca Al-quran ini muncul di sela-sela isu ucapan “selamat natal” dari KH. Ma’ruf Amin dan perayaan natal Prabowo Subianto dengan keluarganya yang non-muslim. Sementara ide ini, pernah ramai dipersoalkan pada September 2018 silam.
“Saya bantu tim petahana memahami bagaimana orang melihat Jokowi sebab masih salah persepsi sampai mendorong pertandingan baca Quran dan lain-lain. Semua ini salah baca. Orang tidak mempersilahkan pribadi Jokowi pada awalnya. Orang menggeliat karena kebijakannya,” kata Fahri Hamzah, dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (2/1/2019).
Wakil Ketua DPR ini membenarkan, masyarakat Indonesia memang ada orang yang gemar menilai pribadi orang. Apalagi pribadi pemimpin. Tapi lebih banyak yang melihat keputusan dan kebijakannya.
“Ini sulit dimengerti bahwa ternyata yang dipersoalkan orang utama sekali kepada pak Jokowi adalah kemampuannya menjaga keadilan dan hukum. Ini akar yang sampai sekarang Tim sukses gak mau jawab. Malah dijawab pakai lomba baca Quran dan atraksi kesalehan fisik yang dangkal,” kritiknya.
Fahri menganggap, para buzzer dan tim paslon 01 mengatur pertarungan seolah Jokowi lebih islami dari Prabowo dengan ongkos membuat pemilih bingung. Jokowi dibranding santri, wakilnya ulama, dan lainnya. Bahkan dalam natal Jokowi nampak lebih hati-hati dari Prabowo.
“Kalau kalian mau dapat dukungan luas cobalah tunjukkan bahwa hukum dan keadilan kalian bisa tegakkan,” pungkas legislator asal Sumbawa ini.