MONITOR, Jakarta – Gerindra angkat bicara soal sikap politik Partai Bulan Bintang (PBB). Melalui salah satu Ketua DPP Partai Gerindra, AS Kobalen, Gerindra mengingatkan PBB bahwa pilpres bukanlah ajang bagi-bagi kursi atau kekuasaan. Menurutnya pilpres adalah sarana perjuangan untuk memperbaiki nasib bangsa.
Menurutnya, keberadaan partai pengusung bergabung dalam Pilpres karena kesamaan pandangan perjuangan, dan tidak ada yang membawa agenda pribadi partainya, walau itu normal.
“Pilpres itu bicara tentang bagaimana memenangkan pemimpin baru bukan untuk bagi-bagi kursi di parlemen. Kita resah dengan kondisi bangsa ini dimana harga-harga melambung tinggi, angka pengangguran terus bertambah dan persoalan ekonomi lainnya yang perlu diselesaikan oleh pemimpin baru,” kata Kobalen saat berbincang dengan MONITOR, Selasa (13/11).
“Ini yang menjadi fokus perjuangan kita. Rakyat hari ini sudah sangat cerdas berpolitik, jika kader-kader PBB selama ini memang berbuat untuk rakyat, Pasti di pilih rakyat, mengapa harus khawatir tidak terpilih,” sambungnya.
Namun begitu, ada pernyataan Yusril yang menyinggu Partai Gerindra, yaitu saat pakar hukum tata negara itu menyebut tidak mendukung Prabowo-Sandi lantaran takut ‘digergaji’. Ia menilai pernyataan Yusril itu tidak beralasan dan tendensius.
Sebab, selama ini komunikasi politik yang dilakukan Gerindra dan Yusril sudah terbangun dengan baik. Ia pun merasa perlu Yusril untuk mengklarifikasi poin-poin tersebut secara jelas berdasarkan kenyataan.
“Saya kira kata-kata mengergaji tersebut terlalu tendensius. Sepengetahuan saya, sampai saat ini tidak pernah ada polemik. Bahkan di beberapa daerah terbentuk koalisi bersama dalam mendukung calon kepala daerah,” ujarnya.
AS Kobalen kemudian mengungkit tentang Pilkada Belitung Timur 2016 silam. Saat itu, Yusril meminta secara langsung ke Partai Gerindra agar membantu kakak kandungnya, Yuslih Ihza Mahendra untuk maju.
“Yusril suatu hari menghubungi saya minta ditemukan dengan Pak Hashim Djojohadikusumo guna mendapatkan dukungan Gerindra untuk kakaknya sebagai calon bupati Belitung Timur,” ungkap Kobalen.
Jika mengingat Pilkada Belitung Timur, dimana Gerindra mengusung sebagai calon Bupati, Kobalen mempersilahkan masyarakat bertanya langsung kebenarannya kepada Yusril Ihza Mahendra.
“Itu Mas Ferry kurang informasi dan tidak tahu prosesnya. Silahkan tanya ke Bang Yusril, posisi Gerindra saat itu sebagai pendukung atau pengusung dan apa yang akan terjadi jika saat itu Gerindra tidak ikut,” pungkasnya.