MONITOR, Jakarta – Gempa berkekuatan 7,7 skala richter di Donggala, Palu dan sekitarnya menyebabkan ratusan nyawa melayang. Hingga kini, tim relawan masih dikerahkan untuk mengevakuasi para korban yang masih dikabarkan hilang.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun menyatakan belasungkawa yang mendalam atas musibah gempa bumi dan tsunami yang meluluhlantahkan wilayah Sulawesi Tengah itu.
“Kami berdoa semoga korban yang meninggal dunia husnul khotimah, diampuni semua dosa-dosanya dan di tempatkan di surga oleh Allah SWT, dan keluarga korban yang ditinggalkan semoga diberikan kesabaran, ketabahan dan kekuatan iman,” ujar Waketum MUI Zainut Tauhid Sa’adi kepada MONITOR, Senin (1/10/2018).
“Demikian pula untuk korban yang mengalami luka, semoga segera diberikan kesembuhan dan kembali pulih seperti sediakala,” sambungnya.
Zainut mengatakan, pihaknya mengimbau kepada Pemerintah untuk segera mengambil langkah darurat mengatasi musibah tsunami dan gempa tersebut dengan mengutamakan keselamatan jiwa manusia, mengevakuasi dan mengurus jenazah korban, mencukupi kebutuhan dasar seperti air bersih, kecukupan bahan makanan, tempat pengungsian, mencukupi tenaga medis dan obat-obatan, serta memulihkan jaringan transportasi, listrik dan telekomunikasi.
Lanjut Zainut, MUI juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk menggalang solidaritas nasional, bahu-membahu, bergotong royong dan bekerja sama untuk membantu saudara-saudara yang sedang ditimpa musibah.
“Sehingga dapat meringankan beban yang dihadapi mereka. Dengan semangat kerjasama dan gotong royong Insyaallah kita akan bisa menyelesaikan masalah dengan baik,” terangnya.
Untuk kedepannya, kata Zainut, Pemerintah perlu memberikan edukasi kepada masyarakat Indonesia agar mereka yang mendiami wilayah yang rawan gempa mengetahui daerah mana saja yg rawan gempa, dan bagaimana cara untuk mengatasi jika terjadi gempa.