MONITOR, Jakarta – Gara-gara tagihan BPJS belum cair, sejumlah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Jakarta bakal mengalami kekurangan obat-obatan.
“Ya, memang ada beberapa RSUD yang mengeluh dengan belum cairnya dana tagihan BPJS. Tak hanya itu menajemen RSUD pun menghawatirkan kalau tagihan BPJS sulit dicairkan dampaknya pihak rumah sakit tak bisa membeli obat-obatan yang dibutuhkan pasien,” ungkap Sekretaris Daerah Pemprov DKI Jakarta, Saefullah.
Menurut Saefullah, saat ini ada sedikitnya enam RSUD di Jakarta yang rawan krisis obat. RSUD itu diantaranya adalah RSUD Tarakan, RSUD Koja, RSUD Budiasih, RSUD Cengkarenang, RSUD Pasar Mingggu dan RSUD Pasar Rebo.
“Tagihan BPJS itu sangat penting sekali untuk cepat di cairkan. Soalnya anggaran itu memang dibutuhkan sekali untuk memberi obat-obatan dan biaya operasional rumah sakit,” ujar Saefullah.
Saefullah pun menghimbau agar pihak BPJS segera menindaklanjuti terkait lambatnya klaim pencairan dana dari pihak rumah sakit. Ia khawatir adanya krisis obat-obatan ini akan berimbas kepada puskesmas.
“Wah, kalau di puskesmas krisis obat juga ini bahaya,” terangnya.
Agar persoalan rawan krisis obat ini tak menjalar ke puskesmas dan bisa ditanggulangi cepat, kata Saefullah, Pemprov DKI Jakarta segera menyurati BPJS.
“Kami akan berkirim surat. Jangan sampai masalah ini menimbulkan hal lebih buruk sehingga merugikan warga Jakarta,” tegasnya.
Diakui Saefullah, setiap bulan Pemprov DKI Jakarta selalu tepat waktu membayar setoran ke BPJS Kesehatan. Namun, BPJS Kesehatan terlambat membayar tagihan yang diajukan pihak rumah sakit. Situasi ini membuat keuangan rumah sakit terganggu dan dokter-dokter juga telat dibayar.
“Bahkan gara-gara situasi ini ada dokter RSUD yang meminta di pindah tugaskan ke puskesmas karena dokter puskesmas mendapat Tunjangan Kinerja Daerah (TKD),” kata Saefullah.
Sementara itu, di tempat terpisah, pihak BPJS mengakui adanya keterlambatan pembayaran penagihan disejumlah RSUD di Jakarta.
Namun pihak BPJS berkilah kelangkaan obat disangkut pautkan dengan belum turunnya klaim dari pihak rumah sakit.
Kepala Humas BPJS Kesehatan, M. Iqbal Anas Ma’ruf meminta pihak RSUD di Jakarta menelusuri penyebab pasti terjadinya krisis obat.
“Jadi kekosongan obat itu bisa karena stok pabrik yang memang langka. Atau karena rumah sakit yang tidak pesan. Baru yang ketiga karena tidak punya uang untuk memesan,” ujar Iqbal.
“Tapi RSUD kan pembiayaan tidak murni dari BPJS. Ada dari Pemprov DKI Jakarta. Manajemen rumah sakit harus ada skala prioritas, mana anggaran yang harus diikeluarkan terlebih dahulu,” pungkasnya.